Penumpang Gelap Kereta Rangkasbitung-Jakarta Bandel
Reporter
Editor
Senin, 9 April 2007 22:39 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 60 persen atau sebanyak 4.000 penumpang kereta api (KA) Rangkasbirung-Jakarta setiap harinya tak bertiket alias menjadi penumpang gelap. Mereka lebih senang membayar ongkos ke petugas di atas kereta dengan harga lebih murah dibandingkan harga karcis resmi. “Kebiasaan ini jelas merugikan pengelola kereta api," ujar Kepala Stasiun Kereta Api Rangkasbitung, Supriatin saat ditemui Senin (9/4). Supriatin juga menjelaskan, sebagian besar penumpang yang tidak memiliki karcis tersebut karena kurangnya kesadaraan masyarakat. Semestinya karcis resmi jurusan Rangkasbitung-Jakarta Rp 2.000 per penumpang. Namun kalau dipungut di atas kereta api hanya Rp 1.000 per penumpang. "Dan yang berbuat demikian adalah penumpang tetap," ia menambahkan. Akibat rendahnya jumlah penumpang yang membeli karcis, pendapatan stasiun KA Rangkasbitung hanya Rp 3 juta sampai Rp 4 juta per hari. Padahal kalau semua penumpang membeli karcis, pendapatan bisa mencapai Rp 10 juta per hari. Tiket kereta untuk jurusan Rangkasbitung-Jakarta adalah Rp 2.000, dan Rangkasbitung-Merak Rp 4.000. Saat ini jalur Rangkasbitung-Jakarta dilayani delapan kereta setiap hari, mulai pukul 04.10 hingga 15.33. Menurut Supriatin, sejak pekan lalu, PT Kereta Api Rangkasbitung telah merazia penumpang dan mewajibkan membeli tiket. Kendati telah dijaga ketat, ada saja penumpang yang nakal, masuk ke stasiun melalui lorong-lorong yang tak terjaga. Sementara untuk petugas yang mengambil ongkos di atas kereta, Supriatin menjelaskan, pihaknya memang harus membenahi internal PT Kereta Api. Secara keseluruhan di daerah operasi (Daop) 1 Jakarta, menurut Kepala Humas Daop I, Ahmad Sujadi, penumpang kereta api Jabotabek yang tidak membeli tiket, setiap harinya mencapai 100 ribu penumpang dengan potensi kerugian Rp 250 juta. Data itu, kata Sujadi, didapat dari operasi One Day Ticket pada tanggal 5 April lalu. "Jika telah ditemukan hasil diagnosa seperti ini, apa selanjutnya yang akan dilakukan manajemen. Itu yang saya tunggu" kata Sujadi. Faidil Akbar dan Rinny Srihartini