TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta menilai sikap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang terlihat menolak reklamasi teluk Jakarta hanya sekedar pencitraan. Direktur Eksekutif LBH Jakarta Arief Maulana mempertanyakan konsistensi Anies dalam menolak reklamasi.
"Jangan-jangan (sikap menolak) itu usaha pencitraan saja dan reklamasi berjalan terus," kata Arief dalam pernyataan sikap Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta di kantor LBH Jakarta, Jumat, 2 Agustus 2019.
LBH Jakarta yang tergabung dalam Koalisi, menduga Pemda DKI Jakarta sengaja mengalah dalam perkara ini. Hal ini terlihat dari lemahnya SK Gubernur soal pembatalan izin reklamasi yang kalah digugat pengembang di PTUN.
Menurut Arief, SK Gubernur tersebut memang diduga sengaja diberi celah untuk digugat. Sehingga, nantinya ada alasan pemerintah memberi jalan pengembang untuk melanjutkan reklamasi dengan alasan telah ada putusan pengadilan yang membolehkan pengembang menguruk laut untuk membangun pulau buatan.
"Ini yang kami khawatirkan. Pemerintah sengaja mengalah, sehingga nanti tidak bisa disalahkan jika proses reklamasi itu berjalan karena putusan pengadilan," ujarnya.
Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Nomor 24/G/2019/PTUN-JKT telah memenangkan perusahaan pengembang reklamasi PT Taman Harapan Indah atas izin reklamasi Pulau H. Taman Harapan telah mengajukan gugatan SK pembatalan reklamasi tersebut sejak 18 Februari lalu.
Arief menjelaskan selain Taman Harapan ada tiga pengembang lain yang juga mengajukan gugatan. Ketiganya adalah PT Agung Dinamika Perkasa pengembang Pulau F yang mendaftarkan gugatan pada 26 Juli 2019 dan PT Jaladri Kartika Paksi pengembang Pulau I pada 27 Mei 2019.
Lalu, PT Manggala Krida Yudha pengembang Pulau M pada 27 Februari 2019. Koalisi, kata dia, tidak mengetahui jika empat pengembang ini mengajukan gugatan terhadap SK Gubernur yang membatalkan izin reklamasi. "Kami baru tahu dari media, ketika ada pengembang yang sudah menang gugatan."
Koalisi khawatir kemenangan pengembang ini bakal menjadi sandaran bagi para pengembang untuk terus melanjutkan poyek reklamasi di 13 pulau buatan tersebut.
"Klaim Anies beberapa bulan lalu yang menyatakan berhasil menghentikan reklamasi merupakan hal prematur," ucapnya.
Anies Baswedan memang sebelumnya bersikap keras terhadap rencana reklamasi teluk jakarta saat masih menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Dia sempat menyatakan akan menghentikan megaproyek tersebut. Namun setelah menjabat sebagai gubernur Anies berkilah bahwa dirinya tidak 100 persen menolak reklamasi. Menurut dia, yang terpenting adalah pemanfaatan pulau-pulau baru tersebut bisa dimanfaatkan oleh semua rakyat Indonesia, tidak hanya segelintir orang berkantong tebal.