Covid-19 akhirnya masuk ke Indonesia. Pada 2 Maret 2020 pemerintah mengumumkan kasus pertama Corona yang dari dua orang, yakni ibu dan anak. Mereka terpapar corona setelah berinteraksi dengan seorang warga Jepang.
Sejak hari itu pasien Covid-19 di Jakarta terus bertambah setiap harinya. Bahkan, pasien positif corona tertinggi ditemukan di Ibu Kota. Tren penambahan masih berlangsung hingga hari ini dengan jumlah pasien positif menembus lebih dari 9 ribu orang.
Pergerakan pemerintah DKI memang tak tampak. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) DKI Benni Aguscandra rupanya mengeluarkan Instruksi Nomor 27 Tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease (Covid-19) yang ditandatangani sejak 3 Maret 2020.
Atas dasar hukum itu, Dinas PM-PTSP menghentikan layanan perizinan dan non-perizinan, baik secara manual dan elektronik, terkait penyelenggaraan berbagai macam agenda yang berpotensi menimbulkan kerumunan orang.
Akibatnya, sejumlah konser yang seharusnya digelar Maret 2020 dibatalkan. Konser itu antara lain Head in the Clouds, Foals Live in Jakarta, dan Baby Metal. “Penangguhan atau penghentian sementara layanan perizinan sampai kondisi sudah memungkinkan lagi,” ujar Benni.
Dinas Kesehatan juga baru mengusulkan anggaran percepatan penanganan Covid-19 pada Maret. Nilainya mencapai Rp 769,25 miliar yang masuk pos anggaran belanja tak terduga (BTT). Selama Maret, dinas memerlukan Rp 129,32 miliar untuk membeli APD dan alat kesehatan, menyiapkan kantong jenazah, belanja modal untuk membuat ruang isolasi, hingga modifikasi ambulans jadi ambulans infeksi.
Selanjutnya, sepanjang April-Mei, dinas belanja pembuatan laboratorium container UPT Labkesda di RSUD Pasar Minggu dan RSKD Duren Sawit. Kemudian menyerap anggaran untuk penyediaan PCR dan mesin ventilator, belanja modal alat kesehatan, serta zat disinfektan dan perlengkapan pemulasaran jenazah. Total biaya yang diperlukan senilai Rp 255,41 miliar.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) bersama Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (tengah) berbincang usai upacara peringatan Hari Ulang Tahun DKI Jakarta ke-493 di Balai Kota Jakarta, Senin, 22 Juni 2020. Upacara hanya dihadiri para kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan beberapa staf. TEMPO/Muhammad Hidayat
Anies Baswedan mengambil langkah membatasi interaksi warga agar penyebaran virus bisa ditekan. Pertama-tama dia menutup semua sekolah di sejak 16 Maret 2020. Anak sekolah pun menjalankan kegiatan belajar mengajar dari rumah.
Tempat rekreasi, seperti Ancol dan Ragunan ikut ditutup. Jumlah penumpang dan operasional transportasi umum dibatasi. Pada 19 Maret, Anies melarang warga untuk meninggalkan Jakarta selama tiga pekan. Warga diingatkan untuk tidak mudik. "Jangan meninggalkan Jakarta demi kebaikan seluruh masyarakat. Jadi bukan hanya memikirkan diri sendiri tapi juga seluruh masyarakat," tutur dia, 26 Maret 2020.
Di tengah upaya menekan Covid-19, langkah Pemerintah DKI dan pusat tidak kompak. Jokowi menolak usulan Anies agar diberlakukan karantina wilayah di Jakarta. Usulan itu dilayangkan pada Maret mengingat Jakarta menjadi episentrum penyebaran virus corona.
Jokowi memilih pembatasan skala sosial sebagai ganti karantina wilayah atau lockdown. Anies lantas menyiapkan masker yang akan dibagikan cuma-cuma kepada warga di setiap kelurahan.
Ketidaksepahaman DKI dan pusat juga tampak dari beda pandangan ihwal transparansi data pasien Covid-19. Kementerian Kesehatan menganggap transparansi data justru akan menimbulkan kepanikan warga. Namun, Anies berpandangan sebaliknya. Beda pandangan itu terungkap dalam wawancara Anies dengan surat kabar Australia, Sidney Morning Herald yang diunggah di Youtube pemerintah DKI pada 10 Mei 2020.
Di luar pro dan kontra itu, virus corona telah kadung merebak di Ibu Kota dan mulai bergerak merayap ke daerah. Kini giliran warga yang harus menjaga diri sendiri dengan mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah.
Perayaan, konser, rapat, dan aktivitas lain yang bakal memunculkan keramaian harus digelar secara daring. Termasuk juga perayaan ulang tahun Jakarta hari ini. Pelbagai acara virtual diselenggarakan. Upacara yang biasanya berlangsung di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat harus beralih ke halaman Balai Kota. Jumlah peserta pun dibatasi dari normalnya sekitar 4-5 ribu orang, kini hanya 60 orang.
Ulang tahun Jakarta kali ini mengambil tema Jakarta Tangguh. Harapannya Ibu Kota kuat dan tidak goyah dihantam pandemi Covid-19.
IMAM HAMDI | DEWI NURITA | FRANSISCO ROSARIANS | ADAM PRIREZA