Menurut Bambang, kenaikan harga cabai dikarenakan faktor tingginya permintaan ditambah cuaca di wilayah produksi. Cuaca hujan membuat panen cabai di daerah produksi penyediaan pasokan cabai untuk wilayah DKI Jakarta, seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, Lampung dan NTB, menjadi terganggu."Permintaan meningkat, cuaca buruk juga, seperti cuaca buruk, produksi cabai terganggu," katanya.
Menurut Bambang, adanya pandemi dan imbauan masyarakat untuk lebih banyak di rumah juga mendorong tingginya permintaan masyarakat akan pangan.
Bambang menambahkan, Pemprov DKI Jakarta tengah berkonsentrasi untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok dan memastikan pasokan aman untuk masyarakat.
Beras kebutuhan Jakarta bulan Desember 2020 sebanyak 85.246 ton tersedia di Bulog dan BUMD dan Pasar Induk Beras Cipinang sebanyak 262.928 ton. Jumlah tersebut belum termasuk yang ada di pasar swalayan, pasar tradisional, warung dan lainnya sehingga beras dipastikan aman.
"Insyaa Allah hingga tahun baru pangan tersedia. Meskipun terjadi kenaikan harga, mudah mudahan tidak terjadi kenaikan yang signifikan khusus untuk cabai, bawang merah dan telur ayam," kata Bambang.
Sebelumnya diberitakan harga jual telur di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan jelang natal dan tahun baru mencapai Rp30 ribu.