Menurut Jusuf, pembagian angpao ini bagian dari syiar Islam, bahwa Islam yang Rahmatan Lil'alamin atau Rahmat bagi semua. Ia juga tidak jor-joran membagikan angpao dengan nominal fantastis, namun memastikan angpao tersebut dapat membantu masyarakat membeli lima liter beras.
"Angpao cuma simbol bukan nilai materinya tapi angpao itu isinya Rp 20 ribu,Rp 50 ribu, Rp 100 ribu, biar bisa beli beras lima liter aja kan membantu dari pada saya bungkusin sembako, mendingan bungkusin angpao," kata pengusaha jalan tol itu.
Putra angkat Prof Buya Hamka itu menyebutkan momen pembagian angpao di Tahun Baru Imlek sebagai bentuk sedekah di hari Jumat atau Jumat Berkah.
"Jadi pembagian angpao ini dalam rangka perayaan Imlek sambil sodakoh, Jumat berkah, Jumat Sodakoh," ujarnya.
Jusuf juga memastikan acara pembagian angpao Imlek ini tidak melanggar protokol kesehatan, kegiatan berkoordinasi dengan Kecamatan Cilandak.
Pembagian angpao dilakukan setelah Salat Jumat. Penerima diwajibkan duduk sesuai saf nya masing-masing. Jusuf mewanti-wanti warga yang datang tidak berkerumun dan harus duduk saat pembagian angpao.
Sekda Provinsi DKI Jakarta Marullah Matali yang juga Ketua DKM Masjid Babah Alun Desari menyambut baik niat Jusuf Hamka berbagi di perayaan Imlek. "Ada bentuk kepedulian memperingati hari Imlek, kebudayaan Tionghoa, membagikan angpao atau keberkahan, membagi sedekah, kita doakan orang yang memberikan kepedulian rezekinya dibalas oleh Allah," kata Marullah.
Baca juga: Imlek Virtual, Warga Tionghoa: Daripada Kumpul Terus Kena Covid-19, Repot
Kegiatan pembagian angpao Imlek ini diawasi oleh Camat Cilandak Mundari, anggota Suku Dinas Perhubungan dan Kepolisian. Masyarakat yang datang ke masjid wajib menerapkan protokol kesejatan mulai dari memakai masker, mencuci tangan, diukur suhu tubuhnya serta menjaga jarak.