Wanita itu mengeluh harus menunggu lama untuk mendapatkan tempat karantina di Wisma Atlet. Sebagai pekerja migran, para TKI dan TKW memang bisa karantina di Wisma Atlet Pademangan.
"Kita punya hak mendapat (pelayanan) di Wisma Atlet. Banyak calo-calo membujuk supaya kita di hotel ya Bu, Rp 19 juta satu orang. Gila, benar-benar ini mafianya," keluhnya.
Sumber Tempo di Bandara Soekarno-Hatta mengatakan jika penumpukan penumpang yang hendak karantina ini sudah terjadi sejak Jumat malam 17 Desember 2021. "Penumpukan penumpang sudah terjadi sejak Bea Cukai, area conveyer belt (tempat pengambilan bagasi)," ujarnya.
Banyak penumpang internasional yang menolak karantina di hotel karena mahal. Pada saat ini, ketentuan karantina adalah 10 hari untuk mencegah masuknya varian baru Covid-19 Omicron.
"Mereka WNI yang tidak punya uang untuk karantina di hotel dengan biaya belasan juta. Sementara Wisma Atlet informasinya ditutup karena penuh."
Tempo berusaha mengkonfirmasi masalah ini ke pihak berwenang di Bandara Soekarno-Hatta, namun semuanya bungkam. Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi tidak merespons telepon dan pesan. Begitu juga dengan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno-Hatta dan Komandan Satgas Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta Kolonel Sus Agus Listiyono, telepon tidak diangkat, pesan whatsapp hanya dibaca.
JONIANSYAH HARDJONO
Baca juga: Omicron Ditemukan di Jakarta, Pintu Kedatangan Bandara Soekarno-Hatta Dibagi 2