TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai argumentasi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP DKI Jakarta keliru. PPP Jakarta sebelumnya menganggap Gubernur DKI Anies Baswedan mampu meredam polarisasi yang muncul akibat pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI 2017.
"Argumentasinya tidak masuk akal. Anies ini sudah menjadi bagian dari polarisasi politik," kata dia saat dihubungi, Sabtu, 16 April 2022.
DPW PPP DKI merekomendasikan Anies sebagai calon presiden atau capres 2024. Anies dinilai layak maju pemilihan presiden, Pilpres 2024 karena mampu meredam polarisasi.
Menurut Adi, Anies bukannya meredam polarisasi politik pasca Pilkada 2017. Anies justru subjek dan aktor yang menjadi bagian polarisasi tersebut.
Musababnya, dia melanjutkan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu adalah sosok yang dekat dengan kelompok-kelompok Islam.
"Bagaimana bisa meredam polarisasi kalau aktor dan subjeknya maju. Itu adalah argumen-argumen yang dibangun PPP saja," ucap dia.
Pilkada DKI pada 2017 lalu disebut sebagai pilkada yang brutal karena masuknya politik identitas. Anies Baswedan dituduh oleh sebagian pihak membiarkan para pendukungnya memainkan sentimen identitas.
Anies kemudian memenangkan Pilkada DKI dan terpilih sebagai Gubernur DKI bersama Sandiaga Uno sebagai wakilnya. Anies mengalahkan inkumben Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di putaran kedua.
LANI DIANA
Baca juga: Capres 2024, PPP DKI Nilai Anies Baswedan Mampu Redam Polarisasi