TEMPO.CO, Jakarta - Polda Metro Jaya tidak ingin terburu-buru memanggil para petinggi Khilafatul Muslimin, setelah terang-terangan melakukan konvoi sepeda motor sambil membawa atribut tentang khilafah. Anggota Khilafatul Muslimin juga membagikan selebaran saat melintas di Jalan Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Endra Zulpan menyatakan sikap ini diambil karena pihaknya tengah menyelidiki kegiatan mereka secara menyeluruh. Sesuai perintah Kapolda Metro Jaya Muhammad Fadil Imran, Zulpan mengatakan, pihaknya juga telah membentuk tim khusus menyelidiki kasus ini.
"Tim sedang bekerja, nanti kami akan sampaikan kepada teman-teman, karena tim ini, saat ini, sedang melakukan langkah-langkah. Ada tahapan-tahapannya, jadi kami tidak ingin juga terburu-buru menyampaikannya sebelum semuanya terungkap," kata Zulpan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 3 Juni 2022.
Zulpan enggan merinci anggota yang terlibat dalam tim khusus tersebut. Menurut dia, yang jelas, tim itu tengah menyelidiki organisasi itu dan saat ini sudah mengetahui profil orang-orang yang terlibat dalam Khilafatul Muslimin.
"Kemudian nanti dari penyelidikan kami, apabila ditemukan bukti-bukti dan unsur pidana terkait dengan kegiatan yang mereka lakukan, maka akan dilakukan penegakan hukum. Kami sudah mengetahui kelompok ini, Khilafatul Muslimin," ucap Zulpan.
Ia juga menegaskan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengubah ideologi bangsa adalah pelanggaran berat dan tidak bisa dibenarkan. Ideologi Pancasila yang dianut Indonesia sejak merdeka, katanya, juga tidak bisa diubah dengan aliran atau ajaran apapun.
"Selain Pancasila, ini melanggar ketentuan UUD 1945, dan juga ada ketentuan KUHP, apabila kegiatan yang dilakukan kemarin itu, mereka membuat suatu tulisan yang menjelekkan pemerintahan yang sah, ini tidak boleh, dan ini melanggar hukum acara pidana kita," ujar Zulpan.
Khilafatul Muslimin berkaitan dengan peristiwa teror di Indonesia
Sebelumnya, Kepala Bagian Bantuan Operasi Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan, secara historis Kelompok Khilafatul Muslimin ada keterkaitan dan punya arah dengan peristiwanya-peristiwa teror di Indonesia. Pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qodir Baraja pernah ditangkap Densus 88 karena memiliki kaitan dengan peristiwa teror sebelumnya.
Abdul Qodir Baraja, kata Aswin, pernah bergabung dengan kelompok Negara Islam Indonesia (NII). "Kalau kita lihat dari pendiri kelompok ini atau gerakan ini, dekat sekali dengan kelompok-kelompok radikal, seperti NII," ungkapnya.
Aswin menekankan konvoi atau kampanye yang dilakukan Kelompok Khilafatul Muslimin sangat dekat dengan terorisme. Densus tengah menyelidiki peristiwa konvoi tersebut, bekerja sama dengan unit kepolisian terkait lain, guna menelusuri mengapa peristiwa itu bisa terjadi dan bagaimana menyikapi selanjutnya.
"Kami lihat nanti apakah ini akan mengarah ke tindak pidana terorisme atau tidak, berdasarkan bukti-bukti yang akan kami kumpulkan," ungkapnya.
Baca juga: Fakta-fakta Khilafatul Muslimin: Dekat Kelompok Radikal hingga Mabes Polri?