TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan Angka Kematian Ibu (AKI) yang sempat naik di masa pandemi kini mulai menurun.
Ia menjelaskan pada 2020 AKI sebanyak 70,09/100 ribu Kelahiran Hidup dan meningkat menjadi 76,49/100 ribu Kelahiran Hidup pada 2021. “Penyebab kematian ibu sebanyak 45,39 persen akibat Covid-19,” kata dia dalam sambutannya pada acara puncak Pekan Imuniasi Dunia (PID) 2023 di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu, 13 Mei 2023.
Seiring meredanya pandemi, pada 2022 Angka Kematian Ibu menurun. “Menjadi 74,80/100 ribu Kelahiran Hidup,” ucap dia.
Sementara Angka Kematian Bayi (AKB) di DKI Jakarta, kata Ani, terus menurun sejak 2018 dari 3,14/1.000 Kelahiran Hidup menjadi 1,64/1.000 Kelahiran Hidup pada 2021 dan menjadi 4,37/1.000 Kelahiran Hidup pada 2022.
“Meskipun AKI dan AKB sudah lebih rendah dari target RPJMN 2019-2024 (pada 2024 Target AKI 183 dan AKB 16),” ujarnya.
Melihat keunggulan pada akses terhadap fasilitas kesehatan di Provinsi DKI Jakarta, kata dia, AKI dan AKB seharusnya dapat ditekan lebih rendah lagi.
Dinas Kesehatan DKI turut melakukan Peluncuran (Kick Off) Penguatan Kerjasama untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi bersama Program USAID Momentum Private Healthcare Delivery (MPHD) dengan melibatkan delapan organisasi profesi dan lima asosiasi fasilitas kesehatan di Jakarta.
“Mari bersama-sama kita lengkapi imunisasi setiap anak di Jakarta sebagai upaya untuk menjadikan Indonesia memiliki generasi anak-anak emas sebagai penerus generasi kita semua,” katanya.
Dia menyebutkan kesuksesan Jakarta dalam melindungi anak-anak merupakan bagian dari upaya melindungi masyarakat Indonesia, termasuk dalam hal pelayanan kesehatan di wilayah DKI Jakarta.
Pilihan Editor: Tekan Kematian Ibu dan Bayi, Menteri Muhadjir Effendy Dorong Program Ayah Siaga