TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan hari ini memungkinkan dilakukan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) atau hujan buatan di Jakarta. Diperkirakan awan akan muncul di langit Jakarta pada pekan ini, setelah pekan lalu operasi TMC gagal terus karena tidak ada awan.
Rencana untuk kembali mengadakan hujan buatan melalui Teknologi Modifikasi Cuaca demi mengurangi polusi udara Jakarta itu disampaikan Heru pada akhir pekan lalu. “Tanggal 28 baru, baru mungkin, karena sudah ada awan. Tapi 2 sampai 3 hari ini enggak,” kata Heru Budi kepada Tempo, Jumat, 25 Agustus 2023.
Menurutnya, dampak hujan buatan dalam menurunkan polusi udara hanya bersifat sementara. “Hujan buatan tuh kan yang menurunkan polusi sekian minggu, sekian hari. Misalnya, Senin hujan mungkin sampai Senin lagi. Selasa, polusi kalau kemarau ya,” ujarnya.
Jika Jakarta sudah memasuki musim hujan, polusi udara diprediksi bisa turun. “Kalau hujan turun-menerus ya polusi akan turun tapi kalau hanya sendiri-sendiri, hujan buatan, polusi turun, terus kita nggak aksi sama-sama, kan percuma,” kata dia.
Dalam jangka pendek untuk mengatasi polusi udara ini, Pj Gubernur DKI Jakarta itu meminta seluruh pihak untuk melakukan aksi bersama, seperti menerapkan work from home (WFH). Heru mengatakan WFH akan berdampak terhadap mobilitas di jalan.
Dengan WFH, jumlah kendaraan yang melintas berkurang. Emisi gas buang dari knalpot kendaraan yang menjadi sumber polusi udara pun ikut berkurang. “Kalau kita aksi sama-sama, sebagian WFH, hujan buatan kita buat, jangka panjang ada yang nanam pohon, mobil Damkar semprot (jalanan) tiap hari,” kata Heru Budi.
Pilihan Editor: Politikus PDIP Usul Ganjil Genap Diberlakukan 24 Jam daripada WFH, Heru Budi: Masyarakat Akan Susah