TEMPO.CO, Jakarta - Tim dari Laboratorium Modifikasi Cuaca, Badan Riset dan Inovasi Nasional, atau TMC-BRIN, dijadwalkan akan kembali terbang untuk misi hujan buatan di Jakarta pada Sabtu 2 September 2023. Disebutkan akan ada potensi pertumbuhan awan 50-70 persen.
"Prediksi BMKG menyatakan besok ada sedikit peluang. Insya Allah, coba kami optimalkan," kata Koordinator Laboratorium TMC, Budi Harsoyo, saat dihubungi, Jumat malam, 1 September 2023.
Budi mengungkapkan kalau tim tidak terbang untuk misi yang sama selama dua hari terakhir. Penyebabnya, tak mendapati potensi pertumbuhan awan sama sekali.
Seperti diketahui modifikasi cuaca untuk hujan buatan dilakukan dengan cara menyemai garam ke dalam awan-awan untuk mempercepat proses kondensasi di dalamnya dan menjadi hujan di lokasi yang diinginkan. Hujan diandalkan untuk mengurangi polusi udara Jakarta yang belakangan memburuk.
Berdasarkan peta potensi pertumbuhan awan di atas wilayah Jakarta dan Jawa bagian barat secara keseluruhan yang dibagikan Budi, terlihat jelas alasan Tim TMC tak terbang pada Jumat 1 September 2023: Jakarta dan sekitarnya bersih dari potensi pertumbuhan awan.
Prediksi pertumbuhan awan juga diprediksi kembali drop pada Ahad hingga Kamis pekan depan. Baru pada Sabtu pekan depan, 9 September 2023, potensi tampak cukup tinggi--lebih tinggi daripada Sabtu 2 September.
Potensi pertumbuhan awan pada Sabtu ini, 2 September, juga diperhitungkan lebih rendah daripada Minggu 27 Agustus lalu. Saat itu peta menunjukkan potensi pertumbuhan awan lebih dari 70 persen, dan terbukti hujan buatan diaku Budi sukses.
Hujan turun di sejumlah wilayah di Bogor, Depok, Tangerang Selatan, serta Jakarta Selatan dan Barat. "Di wilayah Bogor bahkan ada yang terukur hujan sangat lebat, intensitas 100-150 mm per hari, pada Minggu sore sampai malam (27 Agustus)," kata Budi.
Pilihan Editor: Tilang Emisi Kendaraan Bermotor Akan Meluas ke Kota Tangerang, Mulai Pekan Depan?