TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Karyatin Subiantoro, menyebut ada 4 ribu lebih kepala keluarga di Kecamatan Johar Baru yang tak memiliki fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK).
"Di Kecamatan Johar Baru misalnya masih ada 4.792 kepala keluarga (KK) yang belum memiliki MCK," kata Karyatin, Rabu, 14 September 2023.
Johar Baru merupakan salah satu kecamatan di Jakarta Pusat. Jarak dari sana menuju Balai Kota DKI atau Istana Merdeka lebih kurang 5,6 kilometer
Temuan ini, kata Karyatin, ia peroleh dari hasil kunjungan kerjanya ke lapangan. Warga di permukiman padat penduduk yang tak memiliki MCK masih buang air besar di badan air
Ia pun meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meningkatkan kualitas sanitasi di permukiman padat penduduk.
Dengan peningkatan kualitas sanitasi, ucap Karyatin, dapat menurunkan angka stunting sekaligus bisa memenuhi sasaran pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/ SDGs).
Menanggapi temuan Karyatin, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan kesiapannya membangun toilet komunal bagi warga di Johar Baru.
"Soal kamar mandi komunal, segera kami buatkan," kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Kamis.
Heru mengatakan pengerjaan dan target penyelesaiannya akan dijelaskan ke depan, yang jelas secepatnya segera direalisasikan.
770 Ribu Warga Jakarta Buang Air Besar Sembarangan, DKI Revitalisasi Fasilitas MCK
Dinas Kesehatan DKI Jakarta menggandeng lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menyediakan fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) sesuai standar sebagai upaya menghilangkan perilaku buang air besar atau BAB sembarangan di masyarakat.
"Kami selalu bekerja sama lintas OPD tentang pemenuhan MCK yang baik dan sesuai standar," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti di Balai Kota Jakarta, Kamis, 10 November 2022.
Pemenuhan fasilitas MCK itu mencermati masih ada warga Jakarta yang melakukan aktivitas buang air besar sembarangan.
Meski begitu, Widyastuti masih akan melakukan pengecekan kembali terkait data jumlah warga yang berak sembarangan.
Alasannya, lanjut dia, membuang popok bayi secara sembarangan termasuk aktivitas BAB sembarangan. "Yang namanya defikasi, buang air besar sembarang itu kan seperti saat ini kami tahu kebiasaan membuang pampers, itu, kan, termasuk bagian BAB sembarangan," tuturnya.
Pilihan Editor: Kasus Pengendara Motor Lawan Arah vs Truk di Lenteng Agung Berakhir Damai