TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi sepinya pengunjung tak hanya dirasakan pedagang di Tanah Abang. Pedagang di Thamrin City, salah satu pasar grosir di Jakarta, juga mengalami hal serupa.
"Tahun ini sih, agak menurun. Setelah covid, lebaran tuh lumayan, barang-barang dari tiga tahun lalu habis semua," ujar Ina, 44 tahun, saat ditemui di kiosnya di Thamrin City, Rabu, 20 September 2023.
Ina telah berjualan pakaian semenjak Thamrin City beroperasi. Ia mengatakan Agustus 2023 menjadi awal mula sepinya toko. Menurut dia, jumlah pengunjung lebih baik pada Jumat, Sabtu, dan Ahad.
Menurut Ina, jika sedang ramai ia bisa meraup omzet Rp20 juta rupiah per hari. Namun, jika sepi ia hanya dapat mengantongi satu juta. Situasi kemarin menurut dia tergolong sepi.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Alex, 42 tahun, seorang pedagang batik buatan tangan. "Menurun, ya, drastis kalau dibandingkan yang dulu-dulu sih," ujarnya.
Ia juga setuju kalau akhir pekan memang pengunjung Thamrin City lebih banyak. "Karena memang di sini, kan, itungannya pasar itu memang sekalian tempat rekreasi, beda dengan Tanah Abang, Tanah Abang, kan, grosir saja," ujar dia.
Tempo mendatangi Thamrin City kemarin. Jumlah pengunjung terlihat cukup ramai ketimbang saat Tempo mengunjungi Tanah Abang pada akhir pekan.
Di beberapa kios di lantai dasar, terlihat beberapa pelanggan yang melakukan negosiasi jual beli. Ada pula pelanggan yang sedang menjajal pakaian yang akan mereka beli. Beberapa penjual juga sedang memasarkan barang dagang melalui gawainya secara live.
Sama seperti di Tanah Abang, tidak semua area dipadati pengunjung. Beberapa sudut pertokoan terlihat sepi dan beberapa kios ada yang tutup.
Di beberapa toko yang sepi, ada penjual yang tidur atau bermain gadget. Di lantai lima yang merupakan tempat grosir, suasananya lebih panas dan barang dagang terlihat lebih berceceran dan tidak beraturan.
ALIFYA SALSABILA NOVANTI
Pilihan Editor: Bersaing dengan Toko Online, Ini Kata Para Pedagang Pasar Tradisional