TEMPO.CO, Jakarta - Juru Kampanye Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta Muhammad Aminullah angkat bicara soal air baku Instalasi Pengolahan Air atau IPA Hutan Kota tercemar deterjen. Menurut dia, fenomena ini tidak hanya terjadi di Kanal Banjir Barat (KBB) sebagai penyedia air baku untuk diolah IPA Hutan Kota.
"Itu nggak hanya terjadi di Kanal Banjir Barat," kata Aminullah saat dihubungi Tempo pada Rabu, 4 Oktober 2023.
Aminullah menerangkan bahwa hampir semua sungai yang berada di DKI Jakarta sudah tercemar limbah, termasuk deterjen. Level pencemaran sungai ini, menurut Aminullah, berada di level sedang hingga berat.
"Memang hampir di semua sungai Jakarta, berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI, memang tercemar sedang sampai berat. Nah salah satunya memang disebabkan deterjen," lanjutnya.
Juru kampanye Walhi itu mengatakan, sistem pengolahan air limbah di DKI Jakarta belum bekerja secara optimal. Menurut dia, hal ini yang menyebabkan air sungai tercemar, khususnya oleh deterjen.
"Kalau kami melihatnya di situ, khususnya deterjen, sistem pengolahan air limbah kita belum optimal bekerjanya," ujarnya.
Limbah produk kebersihan, termasuk deterjen, sering dibuang tanpa diproses terlebih dahulu.
"Di beberapa lokasi, itu kan langsung dari rumah tangga, dari selokan, langsung mengalir ke sungai. Dari tempat cucinya akan langsung masuk ke selokan, comberan, got, saluran air, baru ke sungai," kata Aminullah.
Pada Jumat, 29 September lalu, Direktur PT Jakpro Memiontec Air Edhie K. Witjakso menyampaikan kepada Tempo bahwa jumlah zat padat terlarut (total dissolved solid/TDS) atau senyawa anorganik yang ditemukan dalam air masih tiga kali lipat lebih tinggi dari batas normal. Menurut dia, ada kandungan deterjen pada air baku IPA Hutan Kota.
Pilihan Editor: Tak Bisa Diminum, Air di IPA Hutan Kota Penjaringan Tinggi Kandungan Deterjen