Pada periode 2005-2010, Gembong dipercaya untuk menjabat sebagai Wakil Sekretaris Bidang Internal DPD DKI Jakarta. Pada 5 tahun berikutnya, dia menjadi Ketua DPC PDI Perjuangan Jakarta Selatan.
Sejak 2015, Gembong diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta.
Sosok yang kritis
Gembong adalah politikus PDIP yang kritis terhadap kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, baik di era Anies maupun Penjabat Heru Budi Hartono yang tak lain bagian dari kekuasaan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Gembong, misalnya, pernah beberapa kali mengkritik gaya komunikasi Heru Budi yang buruk. Dua bulan setelah Heru Budi kembali ke Balai Kota sebagai Pj Gubernur DKI, Gembong mengkritik kebijakan Heru yang membuat slogan baru ‘Sukses Jakarta Untuk Indonesia’.
Langkah Heru Budi itu dinilai publik hendak menghapus jejak kepemimpinan Anies Baswedan yang terkenal dengan slogan +Jakarta atau Jakarta Plus.
Saat itu, Gembong menilai polemik ini muncul akibat lemahnya komunikasi publik Heru. “Persepsi menjadi liar sekarang,” kata dia, Sabtu, 17 Desember 2022.
"Ini kan pertanda komunikasi tidak baik. Kalau komunikasi baik, enggak mungkin orang lain protes," kata dia.
Yang terbaru, Gembong kembali mengkritik gaya komunikasi Heru Budi yang buruk. Ia meminta Heru Budi yang akan segera menyelesaikan tahun pertama masa jabatannya sebagai Pj Gubernur DKI untuk memperbaiki gaya komunikasinya ke publik.
"Komunikasi publik Pak Heru perlu diperbaiki," kata Gembong, Senin, 9 Oktober 2023.
Gembong menuturkan dengan adanya komunikasi baik dari seorang pemimpin maka eksekusi program pemerintah akan berjalan lancar.
Sebaliknya, katanya, jika terbilang kurang baik maka pelaksanaan program pembangunan akan tersendat.
Pilihan Editor: Politikus PDIP Gembong Warsono Meninggal, Anies Baswedan: Tokoh dengan Komitmen Tinggi pada Jakarta