TEMPO.CO, Jakarta - Ratna, salah satu rekan dari korban ledakan Setiabudi, Jakarta Selatan, menceritakan detik-detik kejadian yang menewaskan seorang pekerja konstruksi bernama Adang. Ia menuturkan ledakan terjadi ketika Adang sedang menggali lubang pembuangan.
"Kalau saya gak tahu kronologi lengkapnya karena saya kerjanya di (bagian) tengah. Ini menurut saksi teman-teman," kata Ratna ditemui Tempo di Kelurahan Guntur, Jumat, 20 Oktober 2023.
Dalam proyek pembangunan rumah tinggal di Jalan Prahu, Guntur, Setiabudi, itu, Ratna bekerja dengan tujuh orang rekannya, termasuk Adang. Saat kejadian para pekerja sedang bekerja seperti biasa. Adang kebagian tugas menggali lubang.
“Dia lagi gali, kalau di bawah itu dia nyangkul-nyangkul ketemu barang kayak paket katanya,” ucap Ratna.
Ratna menuturkan barang mencurigakan itu lalu dibuka oleh Adang dan isinya berupa pipa di dua sisi. Adang memanggil rekannya untuk mengambil palu. “Dipalu sama dia keluar isinya modelan serbuk gitu, ya. Tengahnya katanya ada kabel dua nyambung,” katanya.
Dari dalam lubang galian, Adang naik ke atas. Barang diduga bom itu ikut ia bawa.
Menurut Ratna, salah satu rekannya curiga jika benda itu bom dan memperingatkan Adang agar tidak dimainkan. “Dia (Adang) gak ngeh, penasaran mungkin, diketok-ketokin terus meledak,” tuturnya.
Ratna yang saat itu berada di ruang tengah mendengar ledakan besar. Para pekerja di bagian belakang pun berlarian. “Saya lihat ke belakang sudah gelap itu asap,” ujarnya.
Di Tengah kepulan debu dan asap, Ratna mencoba mencari Adang. Ia lalu menemukan Adang dalam kondisi tengkurap dan berlumuran darah.
Lurah Guntur Leo Yudhantara mengatakan lokasi ledakan terjadi dulunya merupakan lahan kosong. Lokasinya tepat di samping balai pertemuan warga Aceh, Iskandar Muda.
“Rencananya untuk rumah tinggal pribadi pemiliknya dari Bekasi dia baru mau bangun. Malah ada kejadian ini,” kata Leo di Kantor Lurah Guntur.
Menurut Leo, bangunan yang sedang dikerjakan korban sudah setengah jadi. Ia menduga pemilik lama tidak sanggup meneruskannya dan menjual ke orang lain. Pembeli bangunan tersebut adalah pasangan suami istri asal Bekasi. Rencananya bangunan itu akan dijadikan rumah pribadi.
Menurut Leo, pemilik baru tersebut belum mengurus surat kepindahan ke Guntur. Ia tidak menjelaskan sosok pasangan suami istri itu.
Pilihan Editor: Kaesang Blusukan di Pasar Kebayoran Lama, Janji Usulkan Renovasi