TEMPO.CO, DEPOK - Kepala SMK Lingga Kencana Sarojih merinci penggunaan anggaran senilai Rp 800 ribu dan bantah pihak sekolah mencari keuntungan dari kegiatan perpisahan siswa yang mengalami kecelakaan bus di Subang, Sabtu malam, 11 Mei 2023 kemarin. Sarojih mengungkapkan ada perjanjian hitam di atas putih dengan pihak travel terkait rincian pembiayaan perpisahan dan akomodasi panitia.
"Kesepakatannya itu kami kan dari anak-anak Rp 700 ribu, ke travel Rp 600 yang Rp 100 untuk akomodasi panitia," kata Sarojih, Selasa, 14 Mei 2024.
Saat disinggung nilai tersebut berbeda dengan pernyataan salah satu orang tua siswa bahwa anggaran per siswa Rp 800 ribu, Sarojih pun awalnya membantah besaran anggaran tersebut. "Bukan Rp 80 ribu, entar dulu, yang saya tahu itu untuk kegiatan tour Rp700 ribu. Oh Rp800 ribu mungkin kenang-kenangan guru, include kenang-kenangan guru," ujar Sarojih.
"Yang Rp 700 ribu biayanya untuk kegiatan perpisahan dan wisuda, mungkin perjanjian dengan travel itu Rp 600 ribu, yang Rp 100 ribu untuk akomodasi perpisahan. Yang travel itu untuk bus dan penginapan," imbuhnya.
Ditanya terkait isu guru melakukan tender, Sarojih membantah dan menjamin isu tersebut tidak benar. Sebab dia sendiri pun tidak melakukannya. "Karena terkait itu, silakan panitia nego sendiri, karena saya tahu betul keuangan di sini," katanya.
Bahkan, lanjut Sarojih, ada beberapa siswa yang dinilai tidak mampu dibebaskan atau ada subsidi biaya perpisahan sehingga bisa ikut bersama-sama. "Kami subsidi, dari anak yatim pun disubsidi dari yayasan. Kami kan memelihara ada anak yatim 12, tidak mintakan kemudian ada beberapa anak laporan ke sana, ada yang tidak mampu, sudah ikutsertakan saja," jelas Sarojih.
Sarojih menegaskan tidak mencari untung dari agenda perpisahan tersebut. Ia pun mendengar ada informasi seperti itu. "Bahkan ada isu Kepsek main ini, demi Allah enggak ada dalam hal itu. Salah itu (mark up anggaran), orangnya suruh ke mari aja, kita buka-bukaan data," ujar Sarojih.
Ia mempertegas, anggaran Rp 600 ribu yang disepakati sekolah dan travel untuk transportasi dan penginapan, kemudian Rp100 ribu untuk administrasi kepanitiaan. "Bahkan di situ pun include dari Rp 100 ribu itu ada sedikitlah kami berikan transport buat guru. Ya walaupun Rp 100 ribu dikalikan jumlah dengan keikutsertaan 28 guru. Ya hitung aja kalau guru cari keuntungan di situ hitung aja. Total Rp 800 ribu dengan rincian seperti itu," ucap Sarojih.
Pilihan Editor: Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana Jadi Sorotan Media Asing