TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Polri Kramat Jati mengungkapkan penyebab kematian tiga awak pesawat jatuh di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Ahad lalu. Kepala RS Polri Brigadir Jenderal Hariyanto menyatakan korban meninggal akibat benturan.
Hariyanto menuturkan, tim medis telah memeriksa kondisi fisik ketiga jenazah korban pesawat latih jenis Tecnam P2006T yang jatuh di BSD. Dari situ, tim medis menyimpulkan penyebab kematian korban karena benturan di sejumlah bagian. Benturan terjadi di kepala, dada, tungkai, dan lengan. “Semuanya hampir sama,” kata dia.
Dari penyidik, RS Polri hanya memperoleh surat permohonan pemeriksaan luar dan identifikasi. Sebab, pihak keluarga korban tidak menyetujui autopsi. Identifikasi primer dilakukan melalui sidik jari, sementara identifikasi sekunder melalui properti yang dikenakan para korban. “Kemudian dari tanda-tanda medis yang bisa disampaikan oleh keluarga dan rekan-rekan,” kata dia.
Jenazah Mayor Purnawirawan Suwanda, kopilot pesawat jatuh di Jalan Lapangan Sunburst, BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, telah dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.