TEMPO.CO, Jakarta - Siswa Madrasah Aliyah As-Syafi'iyah 01, Tebet, Jakarta Selatan, yang diduga menjadi korban penganiayaan, telah siuman pada 10 Oktober 2024. Siswa laki-laki berinisial AAP, 16 tahun, sebelumnya koma selama dua hari akibat cedera di kepala. Saat ini AAP masih menjalani perawatan untuk memulihkan kondisi kesehatannya.
Mukti, ayah AAP, putranya menjalani operasi selama delapan jam pada Selasa lalu, mulai pukul 20.00 hingga Rabu pukul 04.00 WIB. "Tindakan ini cuma untuk penyelamatan nyawa saja," kata Mukti menirukan pernyataan dokter bedah dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, Jakarta Timur, saat ditemui pada Sabtu, 12 Oktober 2024.
Mukti memperlihatkan hasil CT scan kepala AAP. Mukti menjelaskan bahwa otak kanan anaknya mengalami pendarahan internal hebat. "Terus otak yang sebelah kiri itu remuk, rusak," ucap Mukti memperjelas keadaan AAP yang sempat dinyatakan kritis sebelum operasi.
Menurut keterangan Mukti, tim medis membongkar kepala anaknya dari belahan otak kanan dulu lalu beralih mengoperasi ke belahan otak kiri. "Setelah operasi, dibawa ke ruangan ICU lalu dipasang berbagai peralatan karena kondisinya sudah lemah," kata Mukti. Sehari berselang pasca operasi, AAP menunjukkan tanda-tanda siuman dengan membuka mata dan menggerakkan jemari tangan meski masih lemah.
Dengan tingkat kerusakan yang dinilai fatal itu, AAP belum bisa merespon stimulus yang diberikan oleh dokter. Mukti menceritakan ulang saat dokter memanggil nama AAP sembari menepuk kedua tangan untuk mengetahui tingkat kesadaran anaknya. "AAP, pejamkan mata. Enggak dengar kan? Enggak pejamkan mata kan? Cuma begitu aja bisanya sekarang," kata Mukti.
Pada Sabtu, 12 Oktober 2024 sekira pukul 13.00 WIB, Tempo berkesempatan melihat kondisi langsung AAP di ruang ICU lantai 3 rumah sakit. AAP terlihat membuka mata dengan pandangan ke atas. Saat Mukti mencoba mengajak berbicara, AAP mengeluarkan suara samar dengan bibir yang sedikit terbuka. Dalam kunjungan singkat itu, AAP menggerakkan tangan kirinya serta kedua kakinya.
Mukti menyampaikan, anaknya belum mampu berkomunikasi. Sekitar pukul 16.30 WIB perawat RSUD Budhi Asih memindahkan AAP dari ICU menuju ruang observasi di lantai 9. Mukti menduga pemindahan itu berdasarkan kondisi putranya yang berangsung membaik. Perawat yang bertugas di lantai 9 RSUD Budhi Asih menolak memberikan keterangan kepada Tempo.