TEMPO Interaktif, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen tetap akan memutar film "Balibo Five" di Taman Ismail Marzuki, Senin (7/12) malan nanti. "Kami tetap akan memutarnya malam ini, karena ini film pendidikan untuk jurnalis dan juga merupakan forum dikusi untuk kepentingan keilmuan," ujar salah satu panitian pemutaran film Imam D Nugroho.
Sebelumnya, Lembaga Sensor Film (LSF) melarang pemutaran film tersebut dalam Jiffest 2009. Namun AJI, KBR 68H, dan Komunitas Utan Kayu tetap memutar film itu pada Kamis pekan lalu. Menteri Budaya dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan, film Balibo dilarang oleh LSF untuk diputar di Indonesia dan memina polisi bertindak jika ada pemutaran film tersebut.
"Film itu sangat berguna bagi jurnalis terutama saat melakukan liputan di daerah konflik, pesertanya juga terbatas kalangan jurnalis serta ada forum diskusinya, kami tidak tahu apa dasar pelarangan pemutaran film itu," ujar Iman. "Kalau dasar pelarangan adalah soal sejarah dan politik, AJI tidak punya urusan dengan itu," sambung dia.
Panitia pemutaran film lainnya, Jekson Simanjutak, mengatakan pihaknya siap menghadapi resiko dalam pemutaran film itu. "Kepanitiaan keseluruhan dari pihak AJI, pihak Dewan Kesenian Jakarta hanya memberi fasilitas tempat, kami pihak AJI siap resiko dari pemutaran film tersebut," katanya.
Menurut Jekson, dalam rangkaian pemutaran film itu juga akan digelar diskusi dengan menghadirkan Anggota Komisi Kebenaran dan Persahabatan Letjen Agus Wijoyo, sejarawan Avi Warman Adam, Ketua LSF Mukhlis Paeni, dan anggota AJI Ezki Suyanto.
Ezki Suyanto saat dihubungi mengatakan pihaknya siap dipanggil pihak kepolisian. "AJI siap dipanggil polisi karena ini adalah bagian dari kebebasan berekpresi dan pendidikan jurnalistik," katanya.
Menurut Ezki, film Balibo sudah pernah diputar di Timor Leste pada November lalu. "Dan tidak ada reaksi apa-apa dari masyarakat di sana, bahkan masuk koran juga tidak, ini masalah kecil pemerintah terlalu takut tanpa alasan yang jelas."
AGUNG SEDAYU