TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog dari Universitas Gadjah Mada, M. Noor Rochman, menyebut dua hal yang mungkin membuat Direktur PT Indah Lonindo, Rubby Suhardy, 44 tahun, bunuh diri. "Keduanya bisa jadi membuat Rubby merasa tak berdaya hingga mengakhiri hidupnya," kata Rochman, kepada Tempo, Kamis, 6 November 2014. (Bos Perusahaan Tekstil Tewas Bunuh Diri)
Rubby ditemukan tewas di Hotel Gran Mahakam, Jalan Mahakam I Nomor 6 Blok M, Jakarta Selatan, Selasa, 4 November 2014. Di kepalanya terdapat luka tembak, sedangkan tangan kanan menggenggam senjata Bareta kaliber 32.
Warga Palmerah, Jakarta Barat, ini pertama kali ditemukan oleh Edgar, resepsionis hotel tersebut. Saat ini mayat sudah diotopsi di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Pihak keluarga sudah datang dan membawa pulang jenazah. Dugaan sementara, korban bunuh diri.
Penyebab pertama, Rubby diduga mengakhiri hidup karena putus asa dalam menghadapi masalah bisnis tekstil yang ia kelola. "Sebagai direktur pasti tantangan dan pikirannya banyak," kata dia. Biasanya, masalah bisnis yang selalu dipikirkan seorang direktur didasari oleh regulasi perusahaan atau regulasi pemerintah.
Dia menjelaskan keputusan bunuh diri diambil saat faktor protektif seseorang diserang. Faktor protektif ialah terciptanya kondisi psikologi oleh pengalaman hidup. Jika aksi bunuh diri didasari masalah bisnis, faktor protektif yang dimiliki Rubby tak sehat. Artinya, ia dinilai belum siap mengemban posisi direktur.
Padahal, kata dia, orang yang berada di posisi direktur biasanya memiliki faktor protektif yang baik. Seorang direktur biasanya menganggap serangan terhadap faktor protektif justru menjadi tantangan. "Bagi seorang direktur yang andal, persoalan justru akan jadi tantangan. Sebaliknya, direktur yang belum matang justru merasa sebagai beban besar," ujar Rochman.
Penyebab bunuh diri lain, faktor internal keluarga. Menurut Rochman, kondisi rumah tangga yang tak harmonis bisa membuat psikologi seseorang terganggu hingga memutuskan bunuh diri. "Bisa jadi karena keluarganya yang tak mendukung."
PERSIANA GALIH
Terpopuler:
Tinggal Mobil di RS, Kades Tebus Bayi Gizi Buruk
Bayi Gizi Buruk di Bekasi Meninggal
Duit Raden Nuh Diduga Mengalir ke Wanita
TrioMacan Bilang Korbannya 2 Orang, Polisi: Apa Iya?
Ganggu Polisi, Tujuh Pelajar Ini Dijemur