TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berharap ground breaking pembangunan stadion di Taman BMW bisa dilakukan pada tahun 2017 ini. Pembangunan stadion bisa dipercepat setelah Presiden Joko Widodo memberikan sertifikat atas lahan Taman BMW, Minggu, 20 Agustus 2017 kemarin.
“Karena sertifikat Taman BMW sudah kita dapatkan, maka ground breaking stadion harus segera dilakukan.” ujar Djarot, Senin, 21 Agustus 2017.
Baca juga: Bagikan 7.500 Sertifikat Tanah, Jokowi Gowes di Car Free Day
Menurut Djarot, pembangunan stadion harus dipercepat untuk persiapan Asian Games 2018. ”Ini adalah titik awal semua proses menuju Asian Games 2018,” ujar Djarot.
Djarot memastikan bahwa ground breaking akan dilakukan pada tahun ini. Adapun pelaksanaannya akan dikerjakan mulai tahun 2018. Djarot menyebutkan dana pembangunan stadion di Taman BMW telah dianggarkan pada APBD 2018.
Baca juga: Sekda DKI: Stadion Persija Dibangun 2018 oleh Gubernur Anies
“Saya sudah sampaikan kita akan ground breaking untuk stadion BMW, yang nanti pembiayaannya bisa dianggarkan 2018, pelaksanaannya mungkin 2018 bisa dikerjakan,” kata Djarot.
Pernyataan Djarot ini berbeda dengan keterangan yang diberikan oleh Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah. Ia mengatakan rencana pembangunan stadion sepak bola di Jakarta akan dilakukan pada kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan.
Baca juga: Dialog dengan Anies, The Jakmania Minta Dibangunkan Stadion
"Dibangunnya 2018. Nanti dibicarakan dengan gubernur baru (Anies)," kata Saefullah di Balai Kota DKI, Selasa, 1 Agustus 2017. Saefullah menuturkan, stadion untuk Persija itu tidak bisa dibangun tahun ini. Sebab, pembangunannya tidak cukup jika dilakukan dalam satu tahun anggaran. "Begitu besar (anggarannya), bisa-bisa multi years," kata dia.
Menurut Saefullah, pemerintah DKI sudah sejak dulu bercita-cita membangun stadion. Klub sepakbola Persija saat ini kerap meminjam lapangan di daerah lain untuk bertanding dan latihan. Stadion Persija sebelumnya berada di Lebak Bulus namun dirobohkan karena terkena pembangunan proyek mass rapid transit.
DEWI NURITA | FRISKI RIANA