TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu petunjuk yang bisa menuntun polisi mengungkap kematian Akseyna Ahad Dori, 18 tahun, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Indonesia adalah beberapa luka memar di tubuhnya. Tim forensik Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, yang mengotopsi jenazah Akseyna, menemukan luka itu.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Musyafak menjelaskan, luka memar yang ditemukan itu bisa akibat dari benda tumpul. "Tapi bukan berarti dipukul, bisa karena terbentur," katanya kepada Tempo beberapa waktu lalu.
Dari hasil pemeriksaan forensik, Akseyna masih bernapas saat berada di dalam air. Itu diketahui karena ada pasir dan air di dalam paru-parunya yang terhirup ketika tenggelam.
Menurut Musyafak, Akseyna meninggal karena lemas pada paru-paru lantaran tidak ada udara dan menghirup air. "Itu penyebab kematiannya, tapi apakah tenggelam sendiri atau ditenggelamkan, ini yang masih diselidiki dan ranahnya penyidik," ujar Musyafak.
Saat ditemukan, Akseyna menggendong tas berisi batu. Beban itulah yang diduga membuat tubuhnya tenggelam ke dasar Danau Kenanga.
AFRILIA SURYANIS