TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia atau MUI Asrorun Niam Sholeh mengatakan, secara Islam, hukum takbiran menyambut Idul Fitri diperbolehkan dan dapat dilaksanakan dengan sendiri atau berjemaah di rumah, masjid, ataupun di jalan sehingga takbiran tidak boleh dihalangi.
Bahkan, kata Asrorun, umat Islam diimbau untuk menghidupkan malam Idul Fitri dengan kumandang takbir, tahmid, dan tahlil, di mana pun. "Tidak boleh ada yang menghalangi kegiatan syiar Idul Fitri dengan dalih apa pun," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat, 23 Juni 2017.
Baca: Kapolda Imbau Warga Jakarta Tidak Takbiran Keliling
Asrorun menuturkan takbir keliling merupakan sarana syiar yang merupakan wujud kearifan lokal khas Indonesia. Meski begitu, umat Islam yang melaksanakan takbir keliling perlu menjaga ketertiban umum. Asrorun mengingatkan agar masyarakat tetap berkoordinasi dengan pengurus masjid, lingkungan, dinas lalu lintas, dan aparat keamanan.
"Aparat keamanan perlu menjamin ketertiban dan keamanan pelaksanaan ibadah, termasuk kegiatan umat Islam yang menghidupkan malam Idul Fitri dengan takbir keliling," katanya.
Menurut Asrorun, seharusnya Idul Fitri bisa dijadikan momentum untuk meneguhkan tali silaturahmi mulai keluarga dekat, keluarga jauh, tetangga, hingga sesama anak bangsa. Hari raya tersebut, kata Asrorun, perlu dijadikan sarana untuk meneguhkan kohesi nasional dan semangat rekonsiliasi guna mewujudkan persatuan Indonesia, salah satunya lewat takbiran keliling.
Baca: Idul Fitri, Ada 4 Titik Rawan di Malam Takbiran di Jakarta
"Idul Fitri mewujudkan persatuan Indonesia dalam bingkai Ketuhanan Yang Maha Esa," ujarnya.
Adapun Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengimbau agar masyarakat, khususnya warga DKI Jakarta, tidak menggelar takbiran keliling pada malam sebelum Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah. Imbauan tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan yang melarang masyarakat berkeliaran saat malam Lebaran.
Menurut Djarot, takbiran keliling berpotensi kecelakaan dan gesekan antar-kelompok, seperti berjalan-jalan dengan mobil terbuka atau menyalakan petasan. Djarot tidak menginginkan kejadian seperti sahur on the road berdarah kembali terulang menjelang Lebaran.
"Ingat, besoknya adalah Hari Raya Idul Fitri, hari kemenangan bagi kita semua yang menjalankan ibadah puasa dan ibadah puasanya diterima Allah SWT," ujar Djarot beberapa hari lalu.
LARISSA HUDA