Aktivitas Pasar Beras Cipinang Kembali Normal

Reporter

Editor

Rabu, 30 Januari 2008 18:11 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Aktivitas perdagangan beras di pasar induk beras Cipinang kembali normal. Menurut Sekretaris Eksekutif PT Food Station Tjipinang Jaya Nurul Shantiwardhani perdagangan beras memang sempat terganggu sejak ada pedagang yang ditangkap karena mengoplos beras pada 22 Januari lalu. "Aktivitas terganggu selama seminggu," kata Nurul. Menurut dia, banyak pedagang yang memilih tutup karena takut ditangkap oleh polisi. Perdagangan beras pun turun separuh dari biasanya. Dalam keadaan normal jual beli beras berkisar 2000-2500 ton perhari. Sejak tanggal 22 hingga 27, rata-rata hanya 1000 ton. "Baru mulai tanggal 28 merangkak normal, sekitar 2261 ton," kata Nurul. Nurul mengakui, praktik mengoplos atau mencampur beras berbagai kualitas sudah berlangsung sejak lama. Tujuan pencampuran itu, kata dia adalah untuk memperbaiki kualitas beras dan membantu konsumen mendapat harga yang terjangkau. Roesdi Syah, pedagang beras PD Dian Jaya di Blok D nomor 2, mengatakan kepercayaan konsumen dan pedagang kembali setelah ada inspeksi dari Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Kepala Bulog. "Kita mulai tenang berdagang hari ini," katanya. Pencampuran beras, lanjut Roesdi, sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Menurut Nurul, menteri menegaskan tidak melarang pengoplosan beras selama tidak melanggar UU Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. "Selama tidak mengandung bahan berbahaya katanya boleh," katanya. Selain itu beras miskin dan beras Bulog juga tidak boleh dicampur. "Namun, pedagang menuntut adanya peraturan tertulis yang dapat dijadikan pegangan," katanya. Sofian

Berita terkait

Buwas: Jutaan Ton Beras Bulog Terancam Membusuk

21 Juni 2019

Buwas: Jutaan Ton Beras Bulog Terancam Membusuk

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, jutaan ton beras yang tersimpan di gudang Bulog tinggal menunggu waktu untuk membusuk.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Pembagian Rastra Dipercepat, Bulog Akan Kalang Kabut

2 Maret 2018

Jokowi Minta Pembagian Rastra Dipercepat, Bulog Akan Kalang Kabut

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta distribusi bantuan beras sejahtera (rastra) pada Maret 2018 dilakukan di awal bulan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Beras untuk 15 Juta Warga Tak Telat walau Sehari

5 Desember 2017

Jokowi Minta Beras untuk 15 Juta Warga Tak Telat walau Sehari

Presiden Jokowi meminta penyaluran program bantuan beras untuk 15 juta warga masyarakat tak telat walau hanya sehari.

Baca Selengkapnya

Raskin Bau dan Berkutu? Ini Solusi Wakil Bupati Banjarnegara

6 Juli 2015

Raskin Bau dan Berkutu? Ini Solusi Wakil Bupati Banjarnegara

Bila sampai menemukan beras dengan yang tak layak makan, apalagi berkutu dan bau, masyarakat harus berani menolak.

Baca Selengkapnya

Jelang Ramadan, Penyaluran Raskin Dikebut  

13 Mei 2015

Jelang Ramadan, Penyaluran Raskin Dikebut  

Saat ini Bulog masih terus menyerap beras petani.

Baca Selengkapnya

Beras Miskin Tidak Layak Konsumsi Ditolak Warga

11 Mei 2015

Beras Miskin Tidak Layak Konsumsi Ditolak Warga

Kualitas beras ebanyak 3 toj itu buruk, karena berbau dan berwarna kuning.

Baca Selengkapnya

Bau Apek, Sumenep Tolak Beras Miskin dari Bulog Jatim

16 April 2015

Bau Apek, Sumenep Tolak Beras Miskin dari Bulog Jatim

Sesuai surat edaran Gubernur Jawa Timur beras jatah warga
miskin Sumenep sebanyak 1.745 ton per bulan. Jatah itu untuk
116.378 rumah tangga sasaran.

Baca Selengkapnya

JK Jamin Subsidi Raskin Berlanjut  

7 Maret 2015

JK Jamin Subsidi Raskin Berlanjut  

Harga beras diklaim berangsur turun sebagai dampak operasi pasar beras dan beras murah untuk rakyat miskin.

Baca Selengkapnya

Harga Beras Melonjak, Pemerintah Parepare Bagikan Raskin

25 Februari 2015

Harga Beras Melonjak, Pemerintah Parepare Bagikan Raskin

Harga beras akan normal kembali pada Maret mendatang.

Baca Selengkapnya

Cek Mutu Raskin, Rini Blusukan ke Gudang Bulog

10 Januari 2015

Cek Mutu Raskin, Rini Blusukan ke Gudang Bulog

Menurut Rini, mutu raskin dipengaruhi juga oleh cara penyimpanannya di gudang.

Baca Selengkapnya