TEMPO Interaktif, Jakarta:Aktivitas perdagangan beras di pasar induk beras Cipinang kembali normal. Menurut Sekretaris Eksekutif PT Food Station Tjipinang Jaya Nurul Shantiwardhani perdagangan beras memang sempat terganggu sejak ada pedagang yang ditangkap karena mengoplos beras pada 22 Januari lalu. "Aktivitas terganggu selama seminggu," kata Nurul. Menurut dia, banyak pedagang yang memilih tutup karena takut ditangkap oleh polisi. Perdagangan beras pun turun separuh dari biasanya. Dalam keadaan normal jual beli beras berkisar 2000-2500 ton perhari. Sejak tanggal 22 hingga 27, rata-rata hanya 1000 ton. "Baru mulai tanggal 28 merangkak normal, sekitar 2261 ton," kata Nurul. Nurul mengakui, praktik mengoplos atau mencampur beras berbagai kualitas sudah berlangsung sejak lama. Tujuan pencampuran itu, kata dia adalah untuk memperbaiki kualitas beras dan membantu konsumen mendapat harga yang terjangkau. Roesdi Syah, pedagang beras PD Dian Jaya di Blok D nomor 2, mengatakan kepercayaan konsumen dan pedagang kembali setelah ada inspeksi dari Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Kepala Bulog. "Kita mulai tenang berdagang hari ini," katanya. Pencampuran beras, lanjut Roesdi, sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Menurut Nurul, menteri menegaskan tidak melarang pengoplosan beras selama tidak melanggar UU Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. "Selama tidak mengandung bahan berbahaya katanya boleh," katanya. Selain itu beras miskin dan beras Bulog juga tidak boleh dicampur. "Namun, pedagang menuntut adanya peraturan tertulis yang dapat dijadikan pegangan," katanya. Sofian