Warga Cipeucang Tolak Sampah Tangerang Selatan

Reporter

Editor

Kamis, 7 Januari 2010 13:56 WIB

TEMPO Interaktif, Tangerang - Rencana Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang akan menjadikan Cipeucang, Serpong, sebagai tempat pembuangan akhir sampah mendapat perlawanan dari warga sekitar. Warga menolak jika sampah dibuang ke wilayah itu.

"Kami menolak," ujar Ketua Rukun Warga di Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Aen Marhaen, Kamis (7/1).

Kelurahan Kademangan adalah salah satu kelurahan yang berbatasan langsung dengan lokasi yang akan dijadikan tempat pembuangan sampah akhir tersebut. Ada beberapa kampung dihuni oleh ribuan kepala keluarga yang tinggal dekat area pembuangan sampah itu. Kampung tersebut di antaranya adalah kampung Nambo, kelurahan Serpong. Jarak kampung itu hanya beberapa meter saja dari tempat pembuangan akhir.

Menurut Aen, sikap menolak warga didasari janji-janji pemerintah daerah setempat yang tidak penah direalisasikan. Menurut dia, sudah tiga kali dilakukan kesepakatan, selalu diingkari Pemerintah Tangerang Selatan.

Ia menyebutkan kesepakatan terakhir pada Agustus 2009, pemerintah Tangerang Selatan akan menyiapkan tungku bakar gravitasi untuk mengolah sampah di lokasi itu. "Dengan tungku ini, sampah dibakar sampai habis dan tidak mengotori area sekitar. Jadi sampah tidak menumpuk," kata dia.

Warga juga menuntut uang kompensasi kesehatan dan keamanan yang dihitung berdasarkan truk sampah yang masuk ke wilayah itu dengan besaran Rp 15 ribu per rit dan Rp 5.000 per bulan untuk kas RT.

Selain itu, untuk masuk ke kas RW, warga setempat meminta kompensasi dua kali lipat dari kompensasi yang diberikan ke RT, perbaikan jalan desa dan pemasangan lampu penerangan di sekitar tempat pembuangan akhir. "Tapi itu semua tidak dilaksanakan, PJU yang sudah dipasang saja tidak dihidupkan. Untung saja tidak dihancurkan warga," kata Aen.

Kelurahan Kademangan berada di bagian atas Tempat Pembuangan Akhir Cipeucang, sedikitnya 1.000 kepala keluarga yang berada di enam rukun tetangga menetap di sana. Ketua Rukun Tetangga setempat, Chaerudin, menyatakan hal senada. "Kalau tuntutan warga belum dipenuhi, sampah dilarang masuk kesini," kata dia.

Cipeucang merupakan tempat pembuangan akhir sampah sementara yang berlokasi di Serpong sekitar 1 kilometer dari Pasar Serpong. Lahan seluas 2,4 hektare itu awalnya hanya tempat pembuangan sampah pasar Serpong sejak 20 tahun lalu.

Karena berkembangnya wilayah dan jumlah penduduk yang semakin padat, berangsur-angsur tempat tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah permanen di wilayah Kabupaten Tangerang." Hampir 35 rit truk sampah setiap harinya masuk ke sini," ujar Jaenal, seorang pemulung.

Menurut Jaenal, truk-truk sampah itu berasal dari seluruh wilayah di Tangerang Selatan. Sekitar dua tahun lalu, Jaenal mengungkapkan warga menghentikan aktivitas pembuangan sampah di sana. Sebab jumlah timbunannya sudah menggunung dan saat itu bertepatan dengan banjir yang menggenangi tempat pembuangan akhir itu dan rumah warga.

Sejak musibah banjir yang sempat merusak jembatan di sana, warga merasa trauma dan menawarkan tuntutan kepada pemerintah. Sejak Tangerang Selatan resmi memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang, menurut Jaenal, volume truk pengangkut sampah yang masuk ke TPA itu hanya sedikit. "Paling enam truk setiap harinya," kata dia.

Namun, sejak tiga hari ini, kata Jaenal, tidak satupun truk sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir itu. "Katanya gak ada angkutan, karena truknya diambil Kabupaten Tangerang," ucap dia.

Berdasarkan pantauan Tempo, sampah di Tempat Pembuangan Akhir Cipeucang menumpuk cukup tinggi. Sesampai di sana, sampah hanya dibuang dan ditumpuk, tidak diolah. Kondisi ini menguntungkan puluhan pemulung yang ada di sana. "Kalau sampahnya banyak yang datang, kami panen, tapi kalo sepi begini yah gak ada rezeki," kata Jumain, 60 tahun, salah seorang pemulung yang sudah 10 tahun menetap di sana.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan saat ini tengah bermasalah dengan sampah. Mereka kebingungan menangani sampah di kota baru itu setelah Kabupaten Tangerang menghentikan pelayanan sampah yang diikuti dengan penarikan 38 armada sampah dan melarang Tangerang Selatan membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir Jatiwaringin, Mauk.

Pemerintah daerah setempat menjadikan Tempat Pembuangan Akhir Cipeucang sebagai alternatif. "Sekarang sedang dibenahi," ujar Penjabat Walikota Tangerang Selatan, Shalet MT, dengan penuh keyakinan.

Menurut dia, di sana akan dibangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu dengan teknologi tungku bakar.

JONIANSYAH

Berita terkait

Sampah Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024 Mencapai 130 Ton, Tertinggi Sejak Pandemi

1 Januari 2024

Sampah Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024 Mencapai 130 Ton, Tertinggi Sejak Pandemi

Jumlah sampah malam tahun baru 2024 ini adalah yang terbanyak sejak DKI Jakarta melewati masa pandemi.

Baca Selengkapnya

RDF Rorotan Senilai Rp 1,3 Triliun Bakal Dibangun Awal Maret 2024, Olah Sampah Jakarta

20 November 2023

RDF Rorotan Senilai Rp 1,3 Triliun Bakal Dibangun Awal Maret 2024, Olah Sampah Jakarta

Proyek RDF Rorotan akan dibangun di atas lahan seluas 7,8 hektar.

Baca Selengkapnya

Sekda DKI Bakal Sisir APBD untuk Bangun RDF Plant di Rorotan

22 Agustus 2023

Sekda DKI Bakal Sisir APBD untuk Bangun RDF Plant di Rorotan

Pemprov DKI berencana nangun tempat pengolahan sampah menjadi bahan bakar atau Refuse Derived Fuel (RDF) untuk atasi masalah sampah Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sempat Turun Tangan agar Proyek ITF Sunter Berjalan, Kini Disetop Heru Budi

27 Juni 2023

Jokowi Sempat Turun Tangan agar Proyek ITF Sunter Berjalan, Kini Disetop Heru Budi

Pj Gubernur DKI Heru Budi memutuskan menyetop pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya

Gandeng PLN, Heru Budi Mau Sampah Jakarta Diolah jadi Pembangkit Listrik

8 Juni 2023

Gandeng PLN, Heru Budi Mau Sampah Jakarta Diolah jadi Pembangkit Listrik

Heru Budi Hartono mengatakan kerja sama pengolahan sampah dengan PLN merupakan langkah Pemprov DKI mengurangi pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Tak Cukup Drone, Menanti Sanksi Tegas bagi Pembuang Sampah Sembarangan di Jakarta

12 November 2022

Tak Cukup Drone, Menanti Sanksi Tegas bagi Pembuang Sampah Sembarangan di Jakarta

Pj Gubernur DKI Jakarta meminta penggunaan drone untuk mengawasi warga yang masih buang sampah sembarangan

Baca Selengkapnya

Pengelolaan Sampah ITF Sunter Hasilkan Listrik 35 MW, Kurangi 30 Persen Sampah Jakarta

20 September 2022

Pengelolaan Sampah ITF Sunter Hasilkan Listrik 35 MW, Kurangi 30 Persen Sampah Jakarta

Jakpro menyebutkan proyek Fasilitas Pengelolaan Sampah atau ITF Sunter di Jakarta Utara mampu menghasilkan energi listrik sekitar 35 MW.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Senang Warga Ikut Pekan Sadar Sampah, Ada Dasawisma, PKK, dan Karang Taruna

25 Juni 2022

Anies Baswedan Senang Warga Ikut Pekan Sadar Sampah, Ada Dasawisma, PKK, dan Karang Taruna

Anies Baswedan mengungkap rasa senangnya melihat warga antusias mengikuti Pekan Gerakan Jakarta Sadar Sampah 2022 yang berlangsung 20-25 Juni 2022.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran, 2.500 Petugas Kebersihan Disiagakan Pemprov DKI Jakarta

27 April 2022

Libur Lebaran, 2.500 Petugas Kebersihan Disiagakan Pemprov DKI Jakarta

Selama libur Lebaran, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang juga akan tetap beroperasi.

Baca Selengkapnya

Wagub: Sampah di DKI Jakarta 7.800 Ton per Hari

13 Maret 2022

Wagub: Sampah di DKI Jakarta 7.800 Ton per Hari

Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berharap pembangunan tempat pengolahan sampah berskala besar (ITF) cepat rampung

Baca Selengkapnya