Tangerang Selatan Akan Kelola Sampah dengan Sistem Tungku

Reporter

Editor

Minggu, 10 Januari 2010 12:12 WIB

TEMPO Interaktif, Tangerang - Pemerintah Kota Tangerang Selatan tengah menjajaki kerja sama dengan swasta untuk membangun tempat pengolahan sampah terpadu di wilayah itu. "Teknologi yang akan diterapkan dari Korea," ujar Penjabat Wali Kota Tangerang Selatan, Shaleh MT, akhir pekan ini .

Pengolahan sampah itu disiapkan untuk penanganan sampah jangka panjang di wilayah itu. "Sekarang sedang dalam tahap pembicaraan dan pembahasan dengan pihak ketiga," kata Shaleh.

Sistem pengolahan sampah menggunakan tungku yang dibuat dari bahan baku baja itu mampu mengolah sampah sebanyak 4. 000 sampai 5. 000 meter kubik per hari. "Semua sampah dari truk dituang ke dalam bak penampung, kemudian dilakukan proses pembakaran hingga tak meninggalkan sisa," katanya.

Selanjutnya asap dari pembakaran itu terbuang ke atas melalui cerobong sehingga tidak menimbulkan polusi udara. Dengan pengolahan sampah tersebut, permasalahan sampah yang mencapai 500-600 kubik per hari di wilayah itu akan teratasi.

Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Tangerang Selatan Didi Supriadi Wijaya menambahkan, tempat pengolahan sampah terpadu dengan sistem tungku itu akan dibangun di Cipeucang, Setu, di atas lahan seluas 2,4 hektare.

Lahan itu merupakan tempat pembuangan sampah sementara, tapi warga setempat menolak rencana itu. "Pemerintah daerah selalu janji-janji, tidak pernah ada realisasinya," kata Ketua Rukun Warga Kelurahan Kademangan, Aen Marhaen.

Warga setempat, kata Aen, menuntut kompensasi yang setimpal jika pemerintah daerah ingin membuang sampah di sekitar pemukiman mereka. Soal penolakan warga ini, Didi membantahnya. "Bukan menolak, semuanya sudah selesai," katanya. Menurut dia, sikap warga yang seolah menolak tersebut karena ada beberapa tuntutan mereka yang belum terpenuhi.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan hingga kini belum menemukan solusi untuk menangani masalah sampah di wilayah itu. Didi mengakui, saat ini pihaknya tengah mengalami masalah besar dan pelik. Bayangkan saja, jika sehari saja tidak diangkut 600 kubik sampah yang dihasilkan wilayah itu akan terus bertambah dan membayangi kota baru tersebut.

Tangerang Selatan, ia meneruskan, punya beberapa alternatif dalam mengatasi masalah sampah yakni, menyewa lahan di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, membenahi TPA Cipeucang, dan bekerja sama dengan Kabupaten Tangerang agar bisa membuang sampah di TPA Jatiwaringin, Mauk. Tapi, upaya tersebut butuh proses yang panjang dan belum akan bisa mengatasi permasalahan sampah dalam waktu jangka pendek ini." Semua alternatif tengah dilakukan,"kata Didi.

Belum tuntas masalah yang krusial itu, Tangerang Selatan dihadapi dengan minimnya anggaran operasional pengangkutan sampah. Sembilan armada truk sampah yang ada dinilai tidak mencukupi untuk mengangkut sampah di tujuh kecamatan itu. Operasional pengangkutan sampah itu terbentur pendanaan karena APBD Tangerang Selatan masih harus menunggu pembentukan DPRD yang baru terbentuk Februari mendatang." Gimana mau punya anggaran, kalau DPRD-nya saja belum ada," kata Didi.

Hingga akhir pekan lalu, tumpukan sampah masih menghiasai pasar dan jalan di wilayah Tangerang Selatan seperti Pasar Ciputat, Pasar Jombang, dan Pasar Cimanggis. Tempo sempat menelusuri ke mana sampah-sampah itu dibuang.

Ternyata, kebanyakan sampah itu dibuang di tempat pembuangan sampah liar yang ada di setiap kecamatan, seperti untuk wilayah Kecamatan Pondok Aren, sampah dibuang di TPA liar, Makam Tugu. Di lokasi ini, setiap hari truk sampah masuk ke area itu dan membuangnya di sana. "Kami menerima khusus sampah perumahan," ujar Yudi, pengelola TPA itu.

Menurutnya, sehari paling sedikit dua truk sampah di tampung di sana. Sampah ditumpuk dan dipilah oleh puluhan pemulung yang bekerja di sana. Sisa sampah yang tidak diambil ditumpuk dan dibakar. Selain, dibuang di sana, sampah Tangerang Selatan juga di buang di tempat pembuangan sampah liar Pondok Petir, Pamulang.

JONIANSYAH

Berita terkait

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

30 November 2022

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

6 Juli 2022

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.

Baca Selengkapnya

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

31 Maret 2022

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

29 Juli 2021

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh

Baca Selengkapnya

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

28 Juli 2021

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

2 Juni 2021

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.

Baca Selengkapnya