Poppy Dharsono Bantah Sandera Keponakannya  

Reporter

Editor

Jumat, 24 September 2010 10:31 WIB

Poppy Dharsono. TEMPO/ Nickmatulhuda
TEMPO Interaktif, Jakarta -Poppy Dharsono membantah tudingan menyandera keponakannya, sebut saja Putri, 13 tahun.

Kemarin, orang tua sang anak, Ivoni Grace dan Dadang Niko Dharsono, melaporkan perancang busana kenamaan itu ke Kepolisian Daerah Metro Jaya. Pengacara Junimart Girsang menjeratnya dengan pasal 330 hukum pidana tentang penyanderaan dan ancaman tujuh tahun penjara.

"Bersama ibu saya, mereka yang datang antarkan Putri, mana mungkin saya dikatakan menyandera," ujarnya kepada Tempo, hari ini. Dia masih ingat tanggal persisnya, 23 November 1997. Saat itu Putri baru berumur 6 bulan dan Poppy sedang berada di Jepang.

Ibunda Poppy yang menyarakannya untuk mengasuh sang keponakan. "Dia tidak terurus, sampai umur 7 bulan belum sekalipun diimuninasi," kata Poppy, 59 tahun.

Sebagai anak pertama dari delapan bersaudara, Poppy merasa terpanggil untuk membantu adik-adiknya. Anak Dadang dari istri pertamanya juga Poppy sokong biaya sekolahnya sampai menginjak bangku kuliah hari ini.

Namun, Poppy mengaku memiliki hubungan tidak baik dengan adik keduanya itu. Menurutnya, Dadang bolak-balik mengajukan pinjaman mulai dari beli mobil sampai modal usaha. Dia juga pernah menjual tanah 1500 meter ke kakaknya, tapi, Poppy melanjutkan, tanah itu milik orang lain alias bodong. "Setiap ketemu maunya pinjam uang terus," katanya.

Poppy mengaku patah arang dan enggan bertemu Dadang dan Ivoni. Kesal, Poppy pernah menyindir Ivoni. "Lebih baik kamu jual perhiasan kamu dari pada pinjam duit melulu," katanya. "Mungkin karena itu mereka sakit hati."

Keengganan Poppy menemui adik dan adik iparnya itu berimbas pada Putri. Anak yang beranjak remaja ini selalu menangis setiap orang tuanya datang ke rumah Poppy di bilangan Pondok Indah Jakarta Selatan. "Walaupun tidak dapat bicara, pada dasarnya dia anak pintar, jadi pasti bisa merasakan," kata Poppy, yang mengaku tidak menyembunyikan status hubungannya dengan Putri.

Sejak balita, Putri divonis mengidap celebral palsy, penyakit otak yang menyebabkannya tidak dapat berbicara dan sulit berjalan. Poppy membantah bertanggung jawab atas timbulnya penyakit yang tidak bisa disembuhkan itu. "Itu bawaan sejak lahir, saya memiliki catatan medisnya secara lengkap," katanya. Di bawah pengawasannya, Putri menjalani berbagai terapi sepekan empat kali.

Alumnus Ecole Superieur de La Mode atau Esmond di Perancis ini sudah menyiapkan pengacara untuk menghadapi gugatan ini, Ellen Nora. "Selama 13 tahun kemana saja, kenapa baru sekarang saya dibilang menyandera," kata Poppy.

REZA M

Berita terkait

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

9 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

30 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

46 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

55 hari lalu

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya

Baca Selengkapnya

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

57 hari lalu

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

57 hari lalu

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong

Baca Selengkapnya

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

21 Februari 2024

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.

Baca Selengkapnya

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

20 Februari 2024

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.

Baca Selengkapnya

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

20 Februari 2024

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.

Baca Selengkapnya

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

3 Februari 2024

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.

Baca Selengkapnya