Populasi Kelelawar Berkurang, 80 Peneliti Gelar Konferensi

Reporter

Editor

Selasa, 7 Juni 2011 17:35 WIB

TEMPO/ Rully Kesuma

TEMPO Interaktif, Bogor - Sebanyak 80 peneliti kelelawar dari 20 negara menghadiri Konferensi Kelalawar Kawasan Asia Selatan, Tenggara, dan Timur, di Hotel Royal Bogor, mulai 6 hingga 9 Juni 2011.

Para pakar binatang mamalia ini menggelar pertemuan karena khawatir akan kelangsungan hidup populasi kelelawar yang semakin berkurang.

Dalam konferensi tersebut dikemukakan bahwa kelelawar yang merupakan binatang mamalia bisa terbang tersebut berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Terutama sebagai alat pengontrol penyebaran penyakit malaria melalui nyamuk. “Kelelawar adalah pemangsa serangga,” ujar Dr. Ir. Ibnu Maryanto, Profesor Riset pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kepada Tempo di Bogor, Selasa, 7 Juni 2011.

Menurut Ibnu, dalam masa kawin dan menyusui, kelelawar mampu mengkonsumsi lebih besar dibanding bobotnya. Rata-rata kelelawar makan empat kali dalam sehari atau sekitar dua jam sekali terbang untuk mencari pakan.

Profesor yang sudah 25 tahun meneliti kalong ini menyebutkan bahwa peran kelelawar dalam mengendalikan penyakit malaria sangat besar. Sebab, seekor kelelawar jenis Hipposideros Diadema dalam satu malam mampu melahap serangga sampai 10 gram atau setara dengan seribu ekor nyamuk. Bahkan kelelawar jenis Myotis Lucifugus dari Amerika bisa memangsa 500 serangga dalam waktu 45-70 menit.

“Bisa dibayangkan jika serangga seperti nyamuk mempunyai berat 0,2 gram, maka dalam satu hari sekelompok kelelawar di gua yang jumlahnya ribuan mampu menghilangkan jutaan nyamuk,” ujar Magister Sains Zoologi IPB Tahun 1995 ini.

ARITHA UTAMA S


Berita terkait

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.

Baca Selengkapnya

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.

Baca Selengkapnya

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.

Baca Selengkapnya

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.

Baca Selengkapnya

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.

Baca Selengkapnya