Perkosaan Marak, Penjualan Alat Kejut Listrik Meningkat

Reporter

Editor

Senin, 19 September 2011 15:45 WIB

ilustrasi : arizona.edu

TEMPO Interaktif, Jakarta - Alat kejut listrik yang lebih dikenal dengan sebutan stun gun kini banyak dicari pembeli. Pusat perbelanjaan Harco Glodok merupakan salah satu tempat di Jakarta yang menyediakan alat perlindungan diri tersebut.

Seorang penjual stun gun, Haryo, mengaku penjualan alat perlindungan diri itu semakin meningkat sejak awal bulan September. "Makin banyak yang beli karena kasus pemerkosaan itu. Sehari bisa lepas sepuluh stun gun ke pembeli," kata Haryo, Senin, 19 September 2011.

Selama enam tahun berjualan di Harco Glodok, Haryo menjual dua jenis senjata perlindungan diri, yakni stun gun dan semprotan merica. Namun stun gun-lah yang paling populer di kalangan pembeli. "Lebih banyak yang mencari stun gun dibanding semprotan merica."

Sebelum marak kasus pemerkosaan, Haryo hanya bisa menjual satu hingga dua stun gun. "Sering juga dalam sehari tidak ada yang beli stun gun," ujarnya.

Stun gun terdiri atas beberapa ukuran dan tingkat kekuatan listriknya. Dari bentuk kotak hitam biasa hingga berupa telepon genggam atau tongkat seperti milik satpam. Untuk stun gun berbentuk telepon genggam, kekuatan listriknya sekitar 2.000 volt, stun gun kotak hitam berkekuatan 2.800 volt, dan tongkat stun gun beraliran listrik di atas 2.800 volt. "Efek kejutnya beda-beda tapi semuanya bisa membuat orang yang terkena pingsan," kata Harco.

Stun gun berupa kotak hitam, lanjut dia, ditawarkan dengan harga Rp 150 ribu. Sedangkan stun gun telepon genggam dijual dengan harga pembuka Rp 200 ribu dan Rp 350 ribu untuk stun gun tongkat. "Tapi boleh menawar, Rp 80 ribulah untuk yang warna hitam," ujar dia.

Samidi, penjual senjata pertahanan diri lainnya, menjelaskan bila stun gun berukuran kecil lebih banyak diminati remaja perempuan dan ibu-ibu. Sedangkan untuk ukuran besar lebih banyak dicari kaum laki-laki. "Kemarin ada juga bapak-bapak beli yang ukuran kecil, tapi untuk anak perempuannya," katanya.

Aliran listrik stun gun, lanjut Samidi, didapat dari baterai yang bisa diisi ulang. Hanya dengan mengisi baterai dengan aliran listrik selama dua jam senjata bela diri itu bisa digunakan selama dua bulan.

Seorang pembeli, Nancy Silaen, menceritakan telah membawa stun gun di dalam tasnya selama satu tahun terakhir. Ketika membawa stun gun, Nancy merasa lebih percaya diri saat bepergian. "Sepertinya jadi berani, apa lagi kalau keluar malam," kata Nancy sambil memilih stun gun yang akan dibelinya untuk sang adik.

Meski belum pernah menggunakan stun gun itu dan merasa cukup repot menaruhnya di dalam tas, dia tidak pernah meninggalkannya. "Tetap dibawa karena cukup berpengaruh ke sugesti diri," kata Nancy.

CORNILA DESYANA


Berita terkait

New York Times Meragukan Artikelnya Sendiri Soal Kisah Perkosaan Hamas

44 hari lalu

New York Times Meragukan Artikelnya Sendiri Soal Kisah Perkosaan Hamas

Video baru New York Times soal tentara Israel membantah dugaan perkosaan yang dilakukan Hamas terhadap perempuan selama serangan 7 Oktober

Baca Selengkapnya

Robinho Akan Jalani Hukuman 9 Tahun di Brasil karena Kasus Perkosaan di Italia

51 hari lalu

Robinho Akan Jalani Hukuman 9 Tahun di Brasil karena Kasus Perkosaan di Italia

Mantan pemain Manchester City dan Real Madrid, Robinho, akan menjalani hukuman penjara selama sembilan tahun atas kasus pemerkosaan.

Baca Selengkapnya

Survei Pernah Ungkap India sebagai Negara Tak Aman untuk Perempuan

10 Maret 2024

Survei Pernah Ungkap India sebagai Negara Tak Aman untuk Perempuan

Survei yang dilakukan Thomson Reuters Foundation pada 2018 silam pernah mengungkap India sebagai salah satu negara tak aman untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Perkosaan kepada Turis Kembali Terjadi di India, Ini 5 Negara Paling Berbahaya untuk Perempuan

8 Maret 2024

Perkosaan kepada Turis Kembali Terjadi di India, Ini 5 Negara Paling Berbahaya untuk Perempuan

Perkosaan kepada turis perempuan asal Spanyol di India mencoreng pariwisata di negara tersebut

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Istri Pasien oleh Dokter di Palembang, Bukan Perkosaan Tapi Ini Kata Pelapor

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Istri Pasien oleh Dokter di Palembang, Bukan Perkosaan Tapi Ini Kata Pelapor

Febriansyah, Pengacara TA menjelaskan kliennya yang sedang hamil tersebut bukan mengalami perkosaan oleh dokter MY.

Baca Selengkapnya

Hamas Bantah Tuduhan Perkosaan dan Kekerasan Seksual dalam Serangan 7 Oktober

5 Desember 2023

Hamas Bantah Tuduhan Perkosaan dan Kekerasan Seksual dalam Serangan 7 Oktober

Hamas membantah tuduhan bahwa anggotanya melakukan pemerkosaan dan kekerasan seksual terhadap warga Israel.

Baca Selengkapnya

Israel dan AS Tuding Hamas Lakukan Perkosaan pada 7 Oktober, Tapi Tolak Diselidiki PBB

5 Desember 2023

Israel dan AS Tuding Hamas Lakukan Perkosaan pada 7 Oktober, Tapi Tolak Diselidiki PBB

Israel dan Amerika Serikat mengklaim terjadinya perkosaan oleh Hamas terhadap sejumlah perempuan dalam serangan pada 7 Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Pemenang Nobel Perdamaian Mencalonkan Diri sebagai Presiden Kongo

3 Oktober 2023

Pemenang Nobel Perdamaian Mencalonkan Diri sebagai Presiden Kongo

Denis Mukwege, dokter kandungan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2018, mencalonkan diri sebagai presiden Kongo dalam pilpres Desember

Baca Selengkapnya

PBB: Rusia Siksa Sejumlah Warga Ukraina Secara Brutal hingga Tewas

25 September 2023

PBB: Rusia Siksa Sejumlah Warga Ukraina Secara Brutal hingga Tewas

Metode penyiksaan yang dilakukan Rusia di sebagian wilayah Ukraina yang didudukinya sangat brutal hingga beberapa korbannya tewas

Baca Selengkapnya

Perkosa Anak 9 Tahun, Mantan Produser CNN Dihukum 19 Tahun Penjara

21 Juni 2023

Perkosa Anak 9 Tahun, Mantan Produser CNN Dihukum 19 Tahun Penjara

John Griffin, mantan produser televisi CNN, dihukum lebih dari 19 tahun penjara karena memperkosa anak perempuan berusia 9 tahun

Baca Selengkapnya