Pejalan Kaki di Jakarta bak Kasta Terendah  

Reporter

Editor

Rabu, 25 Januari 2012 16:55 WIB

Tim Pusat Laboratorium dan Forensik Mabes Polri melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi kecelakaan maut di Jalan Ridwan Rais, Kawasan Tugu Tani, Gambir, Jakarta, Selasa (24/1). Mereka meneliti lokasi-lokasi di mana korban tewas dan terluka akibat mobil maut yang menabrak mereka Ahad siang (22/1), termasuk halte depan Kementrian Perdagangan dan Kantor Pelayanan Pajak. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nasib pejalan kaki di Jakarta sungguh menyedihkan. Sudah haknya diambil, keamanan dan kenyamanannya juga terancam. Begitulah gambaran yang diungkap arsitek tata ruang, Nirwana Yoga.

"Kalau boleh jujur, 80 persen (jalur) pedestrian di Jakarta memprihatinkan," ujar dia saat dihubungi Rabu, 25 Januari 2012.

Hanya 20 persen kawasan di Jakarta yang layak bagi pejalan kaki. Kawasan tersebut antara lain di SCBD Sudirman, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Thamrin, sekeliling Monas, Kebon Sirih, dan sekitar Menteng. Semua yang berada di pusat kota atau pusat bisnis Jakarta.

Di luar kawasan tersebut, Nirwan melanjutkan, kondisinya tidak layak baik bagi manusia normal maupun yang berkebutuhan khusus alias difabel. Lebarnya kurang dari 1,5 meter dan permukaan naik turun terpotong jalan masuk. Belum lagi banyak jalur pedestrian yang berlubang-lubang. "Orang normal saja berbahaya," papar pria yang pernah membuat desain tata ruang dengan konsep peta hijau.

"Trotoar belum ramah pejalan kaki, pejalan kaki masih dianggap kasta terendah," ujar dia. Padahal, kota yang manusiawi adalah kota yang menghargai penduduk terlemahnya, yaitu pejalan kaki. Urutan yang benar untuk etika di jalan adalah penghargaan tertinggi bagi pedestrian, lalu pesepeda, dan terakhir baru pengguna kendaraan."Tapi di Indonesia itu kondisinya terbalik, terjadi hampir di semua kota besar," ujar Nirwana.

Contoh nyata adalah anggaran di jalan. Pemerintah Kota Jakarta justru bersedia menganggarkan hingga sekitar Rp 5 triliun untuk dua jembatan layang di kawasan Antasari dan Casablanca. Padahal, dengan anggaran yang tak sampai separuh, bisa dibangun jalur pedestrian yang nyaman untuk seluruh Kota Jakarta.

"Penghargaan kepada pejalan kaki adalah soal pola pikir," ujar Nirwana. Pola pikir yang merendahkan pejalan kaki juga tak hanya dimiliki pemerintah, melainkan pengendara lainnya. "Banyak pejalan kaki yang sudah mepet, masih dipepet lagi," kata dia. Pejalan kaki dianggap tidak layak diberi jalan dan dianggap miskin karena tidak punya kendaraan.

Pendiri sekaligus Direktur Ruang Jakarta, Marco Kusumawijaya, mengemukakan untuk memperbaiki kondisi pejalan kaki, harus diimbangi pula dengan perbaikan angkutan umum. "Makin banyak angkutan umum yang baik, maka makin banyak pula yang jalan kaki," papar dia. Imbasnya nanti adalah selain mengurangi kemacetan, juga bisa mempercantik kota.

Ia mencontohkan kalau pemerintah kota fokus memperbaiki kondisi jalur pedestrian, maka otomatis kondisi di sekitarnya juga ikut baik. Seperti pohon dan taman-taman. "Jadi, pejalan kaki adalah simbol untuk keseluruhan kota," kata Marco.

Pada Ahad kemarin, 22 Januari 2012, terjadi kecelakaan di Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat. Mobil Xenia yang dikendarai Afriani Susanti, 29 tahun, menabrak sejumlah pejalan kaki di Halte Tugu Tani. Sembilan orang tewas dan empat orang mengalami luka-luka akibat kejadian tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta sebelumnya mengatakan kecelakaan maut yang terjadi di Jalan M.I. Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat, bukan karena ketidaklayakan prasarana. “Di sini jelas faktor manusia,” ujar Pristiono, Selasa, 24 Januari 2012.

DIANING SARI





Berita Terkait
Kata Saksi Mata: Salip Kopaja, Xenia Maut Jalan Zig-Zag
Pesan Bunda Iffet Agar 'Xenia Maut' Tak Terulang
Mau Aman Nyetir? Jangan Minum Alkohol Sama Sekali
Gerakan Antipengemudi Xenia Maut Muncul di Facebook
Niatnya Injak Rem, Sopir Xenia Maut Malah Injak Gas
Menu 'Dugem' Pengemudi Xenia Maut Cs

Advertising
Advertising

Berita terkait

Bus Pariwisata Masuk Jurang di Guci Tegal, Sandiaga Uno Kirim Staf Ahli Manajemen Krisis

8 Mei 2023

Bus Pariwisata Masuk Jurang di Guci Tegal, Sandiaga Uno Kirim Staf Ahli Manajemen Krisis

Menteri Sandiaga Uno menerjunkan staf ahli untuk berkoordinasi dengan pihak terkait jatuhnya bus pariwisata ke jurang di Guci, Tegal.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan di Tol Saat Mudik Lebaran, Ini Aturan Negara Soal Waktu Istirahat Sopir Berikut Jerat Pidananya

20 April 2023

Kecelakaan di Tol Saat Mudik Lebaran, Ini Aturan Negara Soal Waktu Istirahat Sopir Berikut Jerat Pidananya

Untuk mencegah kecelakaan saat Mudik lebaran, sopir harus cukup istirahat sesuai aturan negara berikut ini.

Baca Selengkapnya

Ini Muatan KM Sinar Bangun Saat Tenggelam

25 Juni 2018

Ini Muatan KM Sinar Bangun Saat Tenggelam

Polisi sebut jumlah penumpang KM Sinar Bangun sebanyak 150 orang dan 70 sepeda motor

Baca Selengkapnya

TNI Akan Pastikan Lokasi Karam KM Sinar Bangun

25 Juni 2018

TNI Akan Pastikan Lokasi Karam KM Sinar Bangun

Tim gabungan tengah mempersiapkan cara mengangkat bangkai KM Sinar Bangun dan mengevakuasi korban.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Empat Tersangka Tenggelamnya KM Sinar Bangun

25 Juni 2018

Polisi Tetapkan Empat Tersangka Tenggelamnya KM Sinar Bangun

Tiga petugas perhubungan diduga lalai sehingga membiarkan KM Sinar Bangun berlayar

Baca Selengkapnya

Data Sementara, Penumpang KM Sinar Bangun Diduga 206 Orang

21 Juni 2018

Data Sementara, Penumpang KM Sinar Bangun Diduga 206 Orang

Sebanyak 184 korban tenggelamnya KM Sinar Bangun belum ditemukan.

Baca Selengkapnya

Komunitas Kayak Bantu Cari Korban KM Sinar Bangun

21 Juni 2018

Komunitas Kayak Bantu Cari Korban KM Sinar Bangun

10 pengayuh perahu Kayak susuri korban KM Sinar Bangun di Danau Toba

Baca Selengkapnya

Bangkai KM Sinar Bangun Diprediksi di Kedalaman 460 Meter

21 Juni 2018

Bangkai KM Sinar Bangun Diprediksi di Kedalaman 460 Meter

Kemampuan jelajah alat tim gabungan pencari korban KM Sinar Bangun hanya 350 meter.

Baca Selengkapnya

KM Sinar Bangun Tenggelam, Seluruh Camat Diminta Sisir Danau Toba

21 Juni 2018

KM Sinar Bangun Tenggelam, Seluruh Camat Diminta Sisir Danau Toba

Tiga jenazah korban KM Sinar Bangun ditemukan mengapung di pinggir Danau Toba

Baca Selengkapnya

Dua Korban KM Sinar Bangun Ditemukan Meninggal

20 Juni 2018

Dua Korban KM Sinar Bangun Ditemukan Meninggal

Total korban tenggelamnya KM Sinar Bangun yang ditemukan menjadi 21 orang

Baca Selengkapnya