TEMPO.CO, Bogor - Sebanyak 80 jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin kembali menggelar peribadatan secara underground di rumah salah seorang anggotanya, yang tak begitu jauh dari lokasi bangunan GKI di Perumahan Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat, Ahad, 22 April 2012.
Mereka terpaksa melaksanakan ibadah secara sembunyi-sembunyi karena gereja milik GKI di Jalan K.H. Abdullah bin Nuh hingga saat ini masih disegel dan digembok oleh Pemerintah Kota Bogor. Penyegelan ini menyusul kisruh perizinan, yang berujung kepada pembatalan izin mendirikan bangunan oleh Wali Kota Bogor.
"Peribadatan underground selayaknya peribadatan di negara komunis," kata juru bicara GKI Yasmin, Bona Sigalingging, dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Ahad siang, 22 April 2012.
Menurut Bona, jemaat GKI yang terpaksa melakukan kegiatan ibadah secara sembunyi-sembunyi ini menunjukkan kegagalan aparatur negara di Kota Bogor dalam menjalankan tugasnya, yakni memastikan tegaknya hukum terkait kasus diskriminasi pada GKI Yasmin.
"Ketika jemaat berkoordinasi dengan aparat pemda dan kepolisian untuk melaksanakan ibadah, kami justru diserang kelompok masyarakat yang menentang," ujar Bona.
Untuk diketahui, sejak Februari 2012 lalu, jemaat GKI Yasmin menggelar peribadatan secara sembunyi-sembunyi. Kegiatan ibadah dilakukan bergantian di rumah jemaat. Sesekali mereka melaksanakan peribadatan di depan Istana Negara Jakarta.
Juru bicara GKI menyatakan tak ada yang berubah dalam perjuangan jemaat untuk mendapatkan haknya. Untuk itu, GKI tetap menolak untuk dibujuk atau dipaksa melawan hukum dengan mau direlokasi. Menurut mereka, relokasi adalah perbuatan melawan hukum, penggusuran.
Pendeta Melanie Egne Ayub, saat memimpin peribadatan, mengingatkan agar jemaat tabah dalam menghadapi persoalan ini, tetap berteguh dalam doa dan pengharapan. "Waktu manusia berbeda dengan waktu Tuhan, tetapi kebenaran harus tetap disuarakan."
Adapun Sekretaris Daerah Kota Bogor Bambang Gunawan menyatakan pihaknya menginginkan solusi terbaik untuk menyelesaikan kisruh perizinan rumah ibadah GKI Yasmin. “Ini untuk kepentingan semua masyarakat Kota Bogor. Jadi kami ingin solusi yang menguntungkan semua pihak sehingga suasana Bogor tetap kondusif," katanya.
ARIHTA U SURBAKTI
Berita terkait
Gosip Gereja Hilang, Sekolah Santa Laurensia Terima Siswa Baru
8 Maret 2018
Lima bulan pembangunan sekolah Santa Laurensia terkatung-katung akibat kabar bohong tentang proyek gereja. Siswa akan ditampung di gedung lain.
Baca SelengkapnyaIsu Gereja Tak Terbukti, Proyek Sekolah Santa Laurensia Berlanjut
7 Maret 2018
Setelah terhenti dilanda isu proyek gereja terbesar di Asia, pembangunan Sekolah Santa Laurensia di Suvarna Padi, Alam Sutera, Tangerang, dilanjutkan.
Baca SelengkapnyaResmikan Gereja HKBP Cilincing, Sandi Menikmati Tari Tortor
11 November 2017
Saat dijemput jemaat HKBP Cilincing, Jakarta, Sandi ikut menikmati tarian Tortor di gereja tersebut.
Baca SelengkapnyaWarga Tuding Gereja Scientology Keruk Dana Jemaah
24 Oktober 2017
Gereja Scientology mengatakan selalu membantu warga sekitar yang membutuhkan bantuan.
Baca SelengkapnyaKepala Proyek Santa Laurensia Jamin Tak Bangun Gereja Terbesar
20 Oktober 2017
Kepala Proyek Sekolah Santa Laurensia Suvarna Padi di Alam Sutera, Pilonedi Sioan Angen menjamin tidak ada pembangunan gereja terbesar di Asia Tenggar
Baca SelengkapnyaIsu Gereja Terbesar, Ini yang Dilakukan Sekolah Santa Laurensia
20 Oktober 2017
Sekolah Santa Laurensia mengapresiasi keputusan bersama yang meminta menyetop sementara proyek sekolah di Suvarna Padi, Alam Sutera.
Baca SelengkapnyaIsu Gereja Terbesar, Bupati Tangerang: Pemkab Tak Keluarkan Izin
19 Oktober 2017
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memastikan izin yang dikeluarkan untuk pembangunan di Alam Sutera adalah untuk sekolah, bukan gereja.
Baca SelengkapnyaPembangunan Gereja Terbesar di Asia, Bupati Tangerang: Hoax
19 Oktober 2017
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memastikan kabar pembangunan gereja terbesar di Asia Tenggara di Alam Sutera adalah hoax.
Baca SelengkapnyaRahmat Effendi: Walau Ditembak, Izin Santa Clara Tak Saya Cabut
3 April 2017
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, walaupun ditembak, ia tak akan mencabut izin pembangunan Gereja Santa Clara karena izin itu adalah produk negara.
Baca SelengkapnyaWali Kota Gelar 'Sidang Terbuka' Proses Izin Gereja Santa Clara
30 Maret 2017
Wali Kota Bekasi mengumpulkan semua pihak yang terlibat dalam proses perizinan pembangunan Gereja Santa Clara di Bekasi Utara.
Baca Selengkapnya