TEMPO.CO, Bogor - Seorang ibu mengajak anaknya yang masih berusia sekitar 3 tahun terjun dari Jembatan Pancasan RT 1 RW 6, Kampung Pulo Empang, Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Rabu, 4 Juli 2012, pukul 04.15 WIB. Ibu yang nekat itu, Markiyah, 40 tahun, dan seorang anaknya, Salman, terjun dari jembatan setinggi 15 meter tersebut. Keduanya terseret aliran anak Sungai Cisadane dan ditemukan sudah tewas dua jam kemudian.
Menurut Suryana, 63 tahun, penduduk setempat yang pertama kali menyaksikan kejadian tersebut, mengatakan awalnya ia hanya melihat Trisna, 5 tahun, anak Markiyah yang lebih tua, sedang menangis di atas jembatan tersebut pada pagi buta itu.
Anak yang memakai kaus cokelat itu tak hanya menangis, tapi juga berteriak berulang kali. “Ketika ditanya, anak tersebut mengatakan kalau ibu dan adiknya melompat dari jembatan tersebut,” kata Suryana, Rabu, 4 Juli 2012.
Suryana dan warga setempat awalnya tidak percaya pada informasi yang keluar dari mulut Trisna. Tapi, kata dia, setelah Trisna ditanya lagi dan memberi jawaban yang sama, barulah warga melakukan pencarian. “Setelah dicari di sungai, ternyata betul ditemukan korban tewas," ujarnya.
Tim SAR gabungan, dibantu penduduk setempat, mencari korban dan baru mengevakuasi keduanya dari sungai dua jam setelah kejadian. Korban ditemukan sekitar 5 meter dari jembatan. Arus sungai pelan. Saat ditemukan, Markiyah menggunakan kaus kuning dan jaket berwarna abu-abu.
Mugo, 38 tahun, warga yang ikut tim SAR, mengatakan, saat ditemukan, Markiyah mengalami luka di bagian belakang kepala. Diduga kepala korban sempat membentur tembok sebelum tenggelam. "Sedangkan anaknya terseret arus sungai," ujarnya.
Jenazah lalu dibersihkan dan disemayamkan di Masjid Al-Mastur, Kampung Pulo Empang. Suasana haru tampak menyelimuti warga sekitar kejadian saat menyaksikan jenazah disemayamkan di Masjid Al-Mastur. Meski tidak mengenal korban yang mengaku berasal dari Serang, Banten, itu, warga ikut bersedih. Apalagi saat melihat anak korban yang masih kecil.
Trisna pun tidak bisa menahan tangisannya saat melihat ibu dan adiknya sudah terbujur kaku. Saat dipertemukan dengan ibunya yang tak bernyawa, Trisna hanya terdiam. Tangisnya pecah saat bocah itu melihat adiknya sedang dikafani. Melihat keadaan itu, warga cepat membawa anak itu ke rumah salah seorang warga.
Menurut Kepala Unit Samapta Kepolisian Sektor Bogor Tengah, Ajun Komisaris Heri Hermawan, karena alamat detail korban tidak jelas, atas kesepakatan seluruh warga dan aparat kelurahan, kedua korban akan dimakamkan lebih dulu di tempat pemakaman umum di kampung tersebut.
Kepala Polsek Bogor Tengah, Ajun Komisaris Viktor Gatot H.S., mengatakan pihaknya masih menyelidiki motif bunuh diri yang dilakukan ibu dan anak itu. "Sementara ini, hanya anaknya (Trisna) yang selamat yang bisa dimintai keterangan," ujarnya. Kronologi dan latar belakang aksi bunuh diri tersebut belum diketahui dengan jelas, karena satu-satunya saksi yang melihat langsung hanya Trisna, yang masih trauma.
Berdasarkan keterangan Trisna, keluarganya datang dari Serang, Banten. Mereka baru sehari berada di Bogor. Ayahnya, kata dia, sudah meninggal. Tapi nama dan waktu meninggal si ayah belum diketahui. Cahyo Purnomo, 48 tahun, warga Kampung Pulo Empang, siap mengadopsi Trisna.
ARIHTA U SURBAKTI | NURHASIM
Berita lain:
Mahasiswa Duduki Rektorat UI
Mahasiswa UI Vs Dekan FKG: Dialog Tak Ada Hasil
Hujan Sebentar, Pondok Labu Banjir Lagi
Ignatius Minta Anas Bertanggung Jawab
Ruhut Minta Tak Ada Atribut Demokrat di KPK
Partikel Tuhan Ditemukan
Gara-gara Olga, Acara Pesbukers Distop
Berita terkait
Sosok Brigadir RA di Mata Teman Sekolah, Terbuka dan Humoris
5 jam lalu
Kepastian tentang kematian Brigadir RA terungkap setelah keluarganya mendapatkan kiriman foto jasad polisi itu di dalam mobil Toyota Aphard.
Baca SelengkapnyaKejanggalan di Balik Kematian Brigadir RA, Keluarga: Dia Punya Anak Tiga Tidak Mungkin Bunuh Diri
10 jam lalu
Sepupu Brigadir RA meragukan kesimpulan polisi bahwa kerabatnya itu bunuh diri karena Ridhal dikenal sebagai orang yang periang.
Baca SelengkapnyaTanpa Diautopsi, Jenazah Polisi yang Diduga Bunuh Diri dalam Alphard Dimakamkan di Manado Hari Ini
13 jam lalu
Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi, polisi yang diduga bunuh diri di dalam mobil Alphard di Mampang dimakamkan di Manado. Tidak diautopsi.
Baca SelengkapnyaPolisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri
16 jam lalu
Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di pelipis kanan dan tembus ke kiri akibat tembakan senjata api. Diduga bunuh diri.
Baca SelengkapnyaDiduga Tewas Bunuh Diri dalam Alphard, Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi Telah Diterbangkan ke Manado
16 jam lalu
Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi telah diterbangkan ke Manado pada Ahad dini hari. Polisi menyebut keluarga tidak minta jenazah diautosi.
Baca SelengkapnyaBrigadir RA Tewas dalam Alphard di Mampang, Kapolresta Manado: Keluarga Terima sebagai Kasus Bunuh Diri
19 jam lalu
Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala dalam Mobil Alphard di sebuah rumah Mampang. Polisi sebut sebagai bunuh diri.
Baca SelengkapnyaBrigadir Ridhal Ali Tomi Tewas dengan Luka Tembak, Kepala RS Polri: Keluarga Sudah Menerima Kematiannya
19 jam lalu
Keluarga disebut telah melihat kondisi jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi di RS Polri Kramat Jati. Polisi menyebut Ridhal tewas bunuh diri.
Baca SelengkapnyaJenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga
1 hari lalu
Brigadir RA yang tewas dengan luka tembak di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang tercatat berdinas di Polresta Manado.
Baca SelengkapnyaDinas di Polresta Manado, Brigadir RA yang Tewas dengan Luka Tembak Disebut Pengawal di Rumah Mampang
1 hari lalu
Tetangga mengenal Brigadir RA sebagai pengawal sekaligus sopir di rumah Mampang tersebut. Ia ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.
Baca SelengkapnyaWarga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara
1 hari lalu
Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.
Baca Selengkapnya