Seorang petugas mengisi bahan bakar gas ke Bus Transjakarta, di Stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) Rawamangun, Jakarta Timur, (30/10). ANTARA/Wahyu Putro A
TEMPO.CO, Jakarta - Pemeriksaan tabung gas bus Transjakarta oleh tim ahli dari NK Co Ltd Korea dipastikan molor sepekan dari ditargetkan selesai pada 29 Oktober 2012 lalu. Dari 68 unit bus Transjakarta milik Trans Mayapada Busway (TMB) dan Transjakarta Bianglala Metropolitan (BMP) yang harus diperiksa, baru 34 unit yang diperiksa. “Ada kesepakatan waktu pemeriksaan ditambah selama satu minggu,” kata Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta M Akbar, Selasa 30 Oktober 2012.
BLU, Dinas Perhubungan DKI dan operator menggelar rapat hari ini untuk mencari solusi atas molornya pemeriksaaan tabung gas. Pemeriksan dimulai pada 17 Oktober 2012 dan ditargetkan selesai 12 hari kemudian. Menurut Akbar kedua operator tersebut tidak menjalankan kesepakatan untuk menyerahkan tiga bus setiap hari. Kedua operator hanya bisa menyediakan dua bus per hari untuk diperiksa. Alasan operator, kata Akbar, menunggu bus-bus tersebut selesai dipakai di lapangan.
Mereka sepakat operator harus konsisten menyediakan tiga bus per hari. Tapi, menurut Akbar, tidak ada konsekuensi bagi operator-operator ini jika melanggar kesepakatan.
Pemeriksaan tabung gas ini merupakan buntut dari ledakan tabung gas bus Transjakarta saat mengisi gas di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Pinang Ranti pada 20 Oktober 2011 lalu. Hasil uji laboratorium Departemen Metalurgi Universitas Indonesia menyatakan tabung itu meledak karena kualitas tabung di bawah standar.
Bus itu adalah satu dari 69 bus yang dibeli Dinas Perhubungan Korindo dari PT Korindo Heavy Industry pada 2010 lalu. Diduga kualitas tabung pada 68 bus lain yang satu paket pembelian dengan bus nahas tersebut juga di bawah standar dan rentan meledak. Pengecekan dilakukan terhadap seluruh tabung gas dari 69 armada Transjakarta yang beroperasi di koridor IX dan X.