Gorong-gorong, Jokowi Perlu Hitung Penurunan Tanah

Reporter

Minggu, 30 Desember 2012 15:55 WIB

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau Kali Ciliwung ketika berlangsungnya Festival Ciliwung di Pasar Baru, Jakarta Pusat, (30/12). ANTARA/Reno Esnir

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat geologi sekaligus Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Rovicky Dwi Putrohari, menilai bahwa pembangunan Terowongan Bawah Tanah Multi Guna yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bukanlah ide yang mudah direalisasikan.

"Kalau ditanya apakah bisa direalisasikan atau tidak, tentu bisa. Namun, itu bukan proyek yang mudah direalisasikan dari sudut pandang geologi," ujar Rovicky saat berbincang dengan Tempo, Ahad, 30 Desember 2012.

Sebagaimana diketahui, Jokowi mengatakan akan membangun Terowongan Multi Guna alias Multi Purpose Deep Tunnel (MPDT). Rencananya, terowongan yang juga akan berfungsi sebagai gorong-gorong raksasa itu akan membentang dari Jalan MT Haryono sampai Pluit.

Rovicky mengatakan, hal yang membuat proyek ini akan susah direalisasikan adalah faktor lokasi yang menuju Pluit. Pluit, kata Rovicky, memiliki struktur tanah yang lunak akibat berdekatan dengan laut. Struktur tanah yang lunak pada dasarnya tak cukup kuat untuk dijadikan lokasi pembangunan berskala besar.

"Kalau mengarah ke Pluit, ketahanan struktur tanahnya yang perlu menjadi perhatian. Tanah lunak rentan terus menurun. Itu bisa berpengaruh kepada bangunan, baik yang ada di atasnya maupun di bawahnya," ujar Rovicky.

Selain karena struktur tanah yang lunak, Rovicky menambahkan bahwa alasan lain proyek MPDT sulit direalisasikan di Pluit yaitu karena daerah tersebut padat bangunan (baca: wilayah industri).

Banyaknya bangunan di atas tanah lunak, kata Rovicky, akan mempercepat proses penurunan tanah. Apabila MPDT dibangun di bawah tanah yang dipadati proyek pembangunan, MPDT berpotensi menghadapi penurunan tanah yang lebih cepat daripada biasanya. Hal ini bisa berujung pada rusaknya konstruksi MPDT.

Rovicky mengingatkan kembali, meskipun proyek ini susah direalisasikan, bukan berarti tak bisa dilakukan. Rovicky mengatakan, selama Jokowi melakukan dua hal berikut, seharusnya proyek MPDT bisa terealisasi.

Hal pertama adalah menekan pembangunan di atas tanah yang bagian bawahnya menjadi lokasi MPDT. Dengan begitu, potensi penurunan tanah dalam waktu cepat bisa diminimalkan.

Hal kedua adalah melakukan betonisasi terhadap kontruksi MPDT. Tentunya, dalam volume yang lebih besar dibandingkan dengan terowongan pada umumnya, karena harus berhadapan dengan potensi penurunan tanah.

"Tak heran apabila proyek ini nilainya mahal, perlu usaha ekstra untuk membangunnya. Ini proyek yang proses membuat lorongnya cepat karena tanahnya lunak, tapi di satu sisi juga susah membuat lorong itu kuat," Rovicky menegaskan. (Lihat foto-foto Jokowi masuk gorong-gorong)

ISTMAN MP

Berita terkait

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

41 menit lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

3 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

3 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

3 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

4 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

4 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

5 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

6 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

6 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

8 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya