Pasien berobat menggunakan Kartu Jakarta Sehat di Puskesmas Kelurahan Tambora di Jalan Tambora, Jakarta, Rabu (28/11). TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Badan Koordinasi Jakarta Sehat, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rizky Aniza, menilai dokter puskesmas di Jakarta kelebihan pasien.
Idealnya, kata dia, satu dokter di puskesmas hanya menangani 20-30 pasien setiap hari. Namun, kini satu dokter di puskemas bisa menangani pasien hingga tiga kali lipat jumlahnya. "Sekarang pasien sudah sangat membeludak, sudah sampai 60-70 pasien setiap dokter per hari," kata dokter yang biasa disapa Nisa ini di FKUI Salemba, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Februari 2013.
Nisa menjelaskan, alur yang diterapkan di puskesmas saat ini dimulai dari pendaftaran pasien yang dibuka sejak pukul 07.30 WIB. Kemudian dilanjutkan penanganan oleh dokter yang dilakukan hingga pukul 12.00 WIB. Baru usai pukul 12.00 WIB, dokter menangani pasien yang ada di ruang gawat darurat.
Sikap pasien yang seperti itu, menurut Nisa, dapat mempengaruhi psikologis dokter. "Banyaknya pasien yang kadang-kadang marah karena kurang cepat dilayani mempengaruhi psikis dokter," kata Nisa.
Saat ini dokter di Rumah Sakit Umum Daerah di Jakarta dibayar Rp 6-7 ribu per pasien. Sedangkan di puskesmas, satu pasien hanya dikenakan Rp 2 ribu untuk melunasi semua biaya, yaitu biaya pendaftaran, biaya dokter, dan obat-obatan.