Mediasi Soal Gereja HKBP Setu Bekasi, Buntu

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 1 April 2013 22:57 WIB

Jemaat HKBP Setu melakukan ibadah Paskah di lahan kosong dekat reruntuhan gereja mereka di desa Tamansari, Kecamatan Setu, Bekasi, Minggu(31/3). Menurut Pendeta HKBP Setu, Torang Simanjuntak kebaktian Paskah tahun ini dihadiri sekitar 250 jemaat, kebaktian berlangsung khidmat paska dirubuhkannya gereja ini oleh pemerintah kabupaten Bekasi pada tanggal 21 Maret 2013. TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO.CO, Bekasi - Mediasi antara puluhan pendeta dengan Bupati Bekasi Neneng Nurhasanah Yasin, Senin 1 April 2013, berlangsung buntu. Perwakilan dari pimpinan jemaat sejumlah gereja mengaku tidak puas atas pertemuan tersebut. "Bupati Bekasi tidak menjawab keluhan kami," ujar Binsar Pakpahan, salah satu perwakilan pendeta, Senin 1 April 2013.

Dalam pertemuan sekitar 1 jam itu, menurut dia, Bupati Neneng hanya menyatakan bahwa penyegelan dan pembongkaran gereja mereka sudah sesuai prosedur hukum. Dia sama sekali tidak menerangkan apa kebijakan dan tanggung jawabnya terkait adanya praktik diskriminasi kehidupan beragama di Kabupaten Bekasi.

Semula, kata Binsar, para jemaat meminta tanggapan Bupati Neneng atas dua kasus intoleransi yang paling menonjol di wilayah Bekasi. Pertama, persoalan Gereja Filadelfia di Tambun yang sampai saat ini disegel oleh pemerintah daerah, serta pembongkaran Gereja HKBP Tamansari Setu beberapa waktu lalu.

Pada kesempatan itu, Bupati Bekasi menyatakan penyegelan gereja Filadefia dilakukan karena lingkungan warga sekitar gereja di Kampung Jejalen, Tambun Utara, tidak kondusif. Adapun keputusan pemerintah daerah membongkar Gereja HKBP Setu, kata Bupati Neneng, lantaran bangunan tempat peribadatan tersebut belum memiliki izin.

Menurut Binsar, jawaban bupati tidak sesuai logika karena jelas-jelas ada gereja yang sudah berizin di Filadelfia, tapi tetap saja ditutup. "Bupati Neneng seharusnya melindungi, bukan mendeskriminasi kami," kata Pendeta Erwin Marbun, juru bicara perwakilan pendeta.

Erwin menambahkan, upaya pemerintah daerah untuk memindahkan lokasi tempat beribadah juga tidak efektif. Itu karena bangunan gereja yang izinnya dipermasalahkan telah berdiri selama puluhan tahun. "Kalau berniat memfasilitasi, ya dimudahkan saja mengurus perizinan
pembangunan gereja," ujarnya.

MUHAMMAD GHUFRON

Berita terpopuler lainnya:
Kasus Cebongan, Ketika Detektif Dunia Maya Beraksi

Kronologi Idjon Djambi Perlu Dikonfrontasikan

Pelaku Penyerangan Penjara Sleman Mulai Terkuak

Ini Jadwal Pemadaman Listrik di Jakarta

Berita terkait

Gosip Gereja Hilang, Sekolah Santa Laurensia Terima Siswa Baru

8 Maret 2018

Gosip Gereja Hilang, Sekolah Santa Laurensia Terima Siswa Baru

Lima bulan pembangunan sekolah Santa Laurensia terkatung-katung akibat kabar bohong tentang proyek gereja. Siswa akan ditampung di gedung lain.

Baca Selengkapnya

Isu Gereja Tak Terbukti, Proyek Sekolah Santa Laurensia Berlanjut

7 Maret 2018

Isu Gereja Tak Terbukti, Proyek Sekolah Santa Laurensia Berlanjut

Setelah terhenti dilanda isu proyek gereja terbesar di Asia, pembangunan Sekolah Santa Laurensia di Suvarna Padi, Alam Sutera, Tangerang, dilanjutkan.

Baca Selengkapnya

Resmikan Gereja HKBP Cilincing, Sandi Menikmati Tari Tortor

11 November 2017

Resmikan Gereja HKBP Cilincing, Sandi Menikmati Tari Tortor

Saat dijemput jemaat HKBP Cilincing, Jakarta, Sandi ikut menikmati tarian Tortor di gereja tersebut.

Baca Selengkapnya

Warga Tuding Gereja Scientology Keruk Dana Jemaah

24 Oktober 2017

Warga Tuding Gereja Scientology Keruk Dana Jemaah

Gereja Scientology mengatakan selalu membantu warga sekitar yang membutuhkan bantuan.

Baca Selengkapnya

Kepala Proyek Santa Laurensia Jamin Tak Bangun Gereja Terbesar

20 Oktober 2017

Kepala Proyek Santa Laurensia Jamin Tak Bangun Gereja Terbesar

Kepala Proyek Sekolah Santa Laurensia Suvarna Padi di Alam Sutera, Pilonedi Sioan Angen menjamin tidak ada pembangunan gereja terbesar di Asia Tenggar

Baca Selengkapnya

Isu Gereja Terbesar, Ini yang Dilakukan Sekolah Santa Laurensia

20 Oktober 2017

Isu Gereja Terbesar, Ini yang Dilakukan Sekolah Santa Laurensia

Sekolah Santa Laurensia mengapresiasi keputusan bersama yang meminta menyetop sementara proyek sekolah di Suvarna Padi, Alam Sutera.

Baca Selengkapnya

Isu Gereja Terbesar, Bupati Tangerang: Pemkab Tak Keluarkan Izin

19 Oktober 2017

Isu Gereja Terbesar, Bupati Tangerang: Pemkab Tak Keluarkan Izin

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memastikan izin yang dikeluarkan untuk pembangunan di Alam Sutera adalah untuk sekolah, bukan gereja.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Gereja Terbesar di Asia, Bupati Tangerang: Hoax

19 Oktober 2017

Pembangunan Gereja Terbesar di Asia, Bupati Tangerang: Hoax

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memastikan kabar pembangunan gereja terbesar di Asia Tenggara di Alam Sutera adalah hoax.

Baca Selengkapnya

Rahmat Effendi: Walau Ditembak, Izin Santa Clara Tak Saya Cabut

3 April 2017

Rahmat Effendi: Walau Ditembak, Izin Santa Clara Tak Saya Cabut

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, walaupun ditembak, ia tak akan mencabut izin pembangunan Gereja Santa Clara karena izin itu adalah produk negara.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Gelar 'Sidang Terbuka' Proses Izin Gereja Santa Clara  

30 Maret 2017

Wali Kota Gelar 'Sidang Terbuka' Proses Izin Gereja Santa Clara  

Wali Kota Bekasi mengumpulkan semua pihak yang terlibat dalam proses perizinan pembangunan Gereja Santa Clara di Bekasi Utara.

Baca Selengkapnya