Petugas menunjukan Kartu Jakarta Sehat dan struk data medis pasien di Puskesmas Kelurahan Tambora di Jalan Tambora, Jakarta, Rabu (28/11). TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 1,7 juta Kartu Jakarta Sehat akan dibagikan untuk tahap kedua di tiga lokasi. Rencananya, kartu akan diserahkan secara simbolis di tiga tempat, yaitu di Koja Jakarta Utara, Pasar Rebo Jakarta Timur, dan Kalideres Jakarta Barat.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan kartu versi baru itu urung dibagikan pada pekan ini. "Dibagikannya pada Selasa atau Rabu pekan depan," ujarnya saat mengunjungi SMA 8 di Bukit Duri, Jakarta Selatan, Jumat, 24 Mei 2013.
Menurut dia, mundurnya jadwal itu bukan disebabkan oleh kartu maupun perangkat yang belum siap. "Hanya persiapan di lapangannya saja, toh hanya beda dua atau tiga hari," ujarnya.
Kartu yang akan dibagikan pada tahap kedua ini berbeda dengan kartu yang dibagikan pada Oktober 2013. Kartu versi baru ini memiliki chip yang bisa menyimpan data pasien. Namun Jokowi tak mau buka-bukaan tentang detail data yang tersimpan. "Nanti waktu dibagikan akan coba dipindai, jadi langsung kelihatan data apa yang terekam di kartu," ujarnya.
Pada umumnya para politikus, masyarakat, dan media massa beranggapan bahwa masalah kesehatan di negeri ini adalah masalah sulitnya orang miskin mendapatkan pelayanan pengobatan ketika sakit. Karena itu, konsep penyelesaiannya adalah menambah rumah sakit, puskesmas (balai pengobatan), penyediaan dokter, dan skema pembiayaan kesehatan bagi orang miskin. Joko Widodo mungkin pernah berhasil dengan program Kartu Sehat di Kota Solo dan beranggapan bahwa cara itu juga akan berhasil diterapkan di seluruh Indonesia. Untuk itu, dia mengajukan konsep Kartu Indonesia Sehat (KIS). Tapi Indonesia bukanlah Solo atau Jakarta, yang mempunyai sarana pelayanan pengobatan yang cukup dan sarana transportasi serta komunikasi yang sudah baik.