Anggota Fraksi Demokrat Keukeuh Interpelasi Jokowi

Reporter

Selasa, 28 Mei 2013 15:31 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Jokowi Widodo. ANTARA/Rafiuddin Abdul Rahman

TEMPO.CO, Jakarta--Anggota Fraksi Partai Demokrat Taufiqurrahman bersikeras untuk melanjutkan rencana interpelasi terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Langkah itu diambil meski Ketua Fraksi Partai Demokrat Jhony Welas Polii menyatakan fraksinya tak mendukung rencana itu.

"Hak interpelasi itu melekat di diri anggota dewan, tidak ditentukan oleh fraksi," ujar Taufiqurrahman ketika ditemui di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa, 28 Mei 2013. (Baca juga: Ini 32 Anggota DPRD DKI Interpelator Jokowi)

Sejauh ini, hanya dua fraksi yang sudah pasti menarik dukungannya, yaitu Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Berarti ada lima orang yang mencabut tandatangannya dari rencana interpelasi.

Taufiqurrahman mengatakan, belum ada anggota dewan lain yang menyatakan akan menarik dukungan. "Tanpa Golkar dan PPP tidak masalah, masih memenuhi syarat 15+1 tanda tangan anggota dan lebih dari satu fraksi," katanya.

Pertanyaan yang mendasari pengajuan interpelasi itu, kata dia, karena adanya rumah sakit yang keberatan. "Pasti ada yang salah, karena seharusnya rumah sakit senang kalau mereka banyak pasien. Ini yang ingin kami tanyakan," ujar Taufiqurrahman. (Baca: Alasan DPRD Interpelasi Jokowi)

Dia juga mempermasalahkan kesediaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjadi proyek percontohan Jaminan Kesehatan Nasional 2014. Soalnya dana kesehatan DKI Jakarta jauh lebih besar dan bisa membiayai masyarakat lebih banyak ketimbang perhitungan di tingkat nasional.

"Kalau ini diterapkan di daerah yang APBDnya kecil tentu membantu, tetapi kalau di Jakarta malah berpotensi mengurangi kualitas pelayanan dibandingkan Jamkesda," ujar Taufiqurrahman.

Oleh sebab itu dia ingin bertanya kepada Gubernur selaku penentu kebijakan di Ibu Kota. Dia menilai, sistem pembayaran dengan Jamkesda akan lebih menguntungkan pasien. Soalnya seorang peserta akan ditanggung keperluannya hingga batas plafon Rp 100 juta. Sementara dalam pola Indonesia Case Based Group, biaya untuk pasien dibatasi sesuai jenis diagnosanya. "Kalau ternyata ada komplikasi dan butuh obat yang lain, bagaimana?" kata Taufiqurrahman.

Anggota fraksi Demokrat lainnya, Achmad Nawawi juga mengaku konsisten dengan rencana interpelasi. Namun proses interpelasi ini masih panjang karena baru dalam tahap pengumpulan tanda tangan.

Asal muasal munculnya usul interpelasi adalah terbatasnya dana yang bisa digunakan dengan pola INA CBG. "Jakarta ini kan punya anggaran yang besar, kalau untuk pelayanan masyarakat tentu bisa digunakan," katanya.

Soalnya dengan pola pembayaran itu, tagihan rumah sakit hanya dibayar sebesar 30-40 persennya. Akibatnya 2 rumah sakit menyatakan mundur dan 14 lainnya menyatakan keberatan dengan tarif INA CBG. "Kalau rumah sakit mundur tentu pelayanan bagi masyarakat akan mundur karena daya tampung rumah sakit berkurang," kata Nawawi. (Baca: Interpelasi Tak Masalah bagi Jokowi)

ANGGRITA DESYANI

Terhangat:
Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha


Baca juga:
Ketua Fraksi Demokrat Nilai Interpelasi KJS Kandas

Ahok: KJS Baru Jalan Sudah 'Diributin'

Sikapi Interpelasi KJS, Demokrat DPRD DKI Terbelah

Jokowi: KJS untuk Rakyat Bawah, Jangan Diganggu

Berita terkait

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

3 menit lalu

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

Hakim menilai pernyataan Rocky Gerung sebagai kritik terhadap kebijakan publik, bukan serangan personal terhadap individu.

Baca Selengkapnya

Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

48 menit lalu

Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Jokowi dan beberapa menteri nonton bareng laga Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024. Nobar pun dilakukan di banyak tempat semalam.

Baca Selengkapnya

Budi Arie Projo Klaim Tak Ada Cawe-cawe Jokowi di Pilkada 2024

1 jam lalu

Budi Arie Projo Klaim Tak Ada Cawe-cawe Jokowi di Pilkada 2024

Ketum Projo Budi Arie juga mengatakan belum ada arahan khusus dari Jokowi mengenai pilkada.

Baca Selengkapnya

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

1 jam lalu

Ketum Projo Budi Arie Pastikan Jokowi Bukan Lagi Kader PDIP

Ketika ditanya peluang Jokowi masuk partai lain, Budi Arie meminta publik menunggu. Dia juga bicara soal peluang Jokowi masuk Golkar.

Baca Selengkapnya

Saat Bos Apple dan Bos Microsoft Bergiliran Temui Presiden Jokowi

2 jam lalu

Saat Bos Apple dan Bos Microsoft Bergiliran Temui Presiden Jokowi

Presiden Jokowi menerima lawatan Bos Microsoft Satya Nadella. Sebelumnya, Bos Apple Tim Cook juga telah menemui Jokowi. Apa yang dibahas?

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

3 jam lalu

Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan

Budi Arie yang mendampingi Jokowi saat bertemu Nadella mengatakan Microsoft akan berinvestasi secara signifikan dalam empat tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Bos Microsoft Satya Nadella di Istana

4 jam lalu

Jokowi Terima Kunjungan Bos Microsoft Satya Nadella di Istana

Presiden Jokowi menerima lawatan Chief Executive Officer Microsoft untuk membahas investasi perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Satgas-Satgas Bentukan Jokowi, Terbaru Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol

6 jam lalu

Satgas-Satgas Bentukan Jokowi, Terbaru Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol

Presiden Joko Widodo atau Jokowi kerap membentuk Satuan Tugas alias Satgas. terakhir tunjuk Bahlil pimpin Satgas Gula dan Bioetanol.

Baca Selengkapnya

Peradilan Siallagan: Pemidanaan Adat Batak Sebelum Hukum Modern, Ada Kanibalisme

6 jam lalu

Peradilan Siallagan: Pemidanaan Adat Batak Sebelum Hukum Modern, Ada Kanibalisme

Dia menyebut kedatangan misionaris menjadi peralihan di mana hukum pidana modern menggantikan hukum pidana Batak.

Baca Selengkapnya

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

6 jam lalu

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

Jokowi jadi satu-satunya presiden Indonesia yang dipecat dari partai, inilah 5 Presiden Indonesia yang juga menjadi petinggi partai.

Baca Selengkapnya