Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengunjungi kios usai meresmikan Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta (2/9). Sebanyak 968 pedagang kaki lima hasil relokasi mulai menempati lantai dua dan tiga Pasar Tanah Abang Blok G. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan menata manajemen pergerakan barang di dua pasar induk yaitu, Pasar Cipinang dan Pasar Kramat Jati. Hal ini karena inflasi di DKI, menurut Badan Pusat Statistik Jakarta, hingga Agustus 2013 mencapai 6,83 persen.
"Selama ini saya melihat manajemen pengelolaan dua pasar induk itu buruk," kata Jokowi, sapaan akrab mantan Wali Kota Solo ini di Balai Kota pada Ahad, 15 September 2013. Selama delapan tahun memimpin Solo, Jokowi mengaku menekan inflasi selalu di bawah lima persen bahkan pernah 1,93 persen.
Menurut Jokowi ada tiga hal yang perlu dibenahi yaitu manajemen distribusi, pergudangan, dan informasi masyarakat. Alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada ini memberi contoh, misal pasokan di pasar kurang.
Artinya, ada permasalahan antara distribusi dan pergudangan. Sehingga perlu dicek akar masalahnya, dia mengaku akan turun mengecek ke lapangan. "Apakah harus ditambah gudang atau diberi insentif khusus untuk distribusi," katanya.
Menjaga inflasi di angka terendah di Jakarta menurut Jokowi penting. Selain karena Ibu Kota Negara, juga kedua pasar induk tersebut berpengaruh ke skala nasional. Pasar Cipinang merupakan pasar induk beras sedangkan Pasar Kramat Jati "menguasai" buah dan sayur.
Menurut Jokowi percuma jika pertumbuhan ekonomi tinggi tapi inflasi juga besar. Menurut data BPS DKI Jakarta Inflasi yang terjadi pada bulan Agustus terutama disebabkan naiknya harga-harga pada kelompok sandang kemudian disusul bahan makanan dan transportasi. (Baca juga: Jokowi Disoraki di Majelis Tafsir Al-Quran)