TEMPO.CO, Bogor - Calon pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor dengan nomer urut dua, Bima Arya-Usmar Hariman menuding ada kecurangan dalam pelaksanaan perhitungan suara yang dilakukan Panitia Pemungutan Suara (PPS) di sejumlah kelurahan di Kota Bogor. Menurut dia, kecurangan ini diintervensi oleh pejabat struktural di tingkat kelurahan dan kecamatan.
"Ternyata di beberapa titik PPS (kelurahan) ada tuyul-tuyul politilk yang merampok suara hasil perhitungan," kata Bima di Posko Kemenangan Bima-Usmar, Senin, 16 September 2013.
Dia mengatakan, berdasarkan hasil laporan dari sejumlah saksi dan tim relawan Paguyuban Bogor, ada beberapa tim sukses yang berusaha bahkan sempat mengakses kotak suara saat disimpan di kelurahan. "Sehingga jika dicocokan antara data hasil rekap perhitungan saksi kami di TPS ada perbedaan jumlah suara yang dicatat dalam formulir C1 dan suara pasangan kami hilang, " kata dia.
Dari pendataan dan pencocokan tim sukses dan relawan di lapangan hingga Senin, 16 September 2013, pukul 18.00 sudah hasil 95 persen perhitungan masuk yang dilakukan di tingkat PPS (kelurahan) dan hasilnya menunjukkan pasangan Bima Arya-Usmar menang. "Tinggal beberapa kelurahan saja yang belum masuk karena masih proses pleno," tutur dia.
Ketua Apeksi Bima Arya Sugiarto menyambut baik Inpres Nomor 2 Tahun 2021 karena. berkomitmen sangat kuat untuk melindungi tenaga kerja formal, nonformal, rentan hingga pegawai Non ASN.