TEMPO.CO, Jakarta - Windu Wijaya, kuasa hukum model majalah pria dewasa, Vanny Rossyane, mengatakan bahwa kliennya merasa lega dan tidak terganggu atas dikembalikannya terpidana mati narkotik, Freddy Budiman, ke Nusa Kambangan.
"Vanny mengucapkan terima kasih karena sudah tidak berada satu gedung dengan Freddy. Dia merasa keluhannya didengar," ujar Windu ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 21 September 2013. (Baca: Vanny Rossyane Minta Direhabilitasi)
Sebelumnya, menurut Windu, Vanny merasa terancam karena berada satu gedung dengan Freddy. "Sangat terganggu dan terancam karena Vanny ingin mengungkap kasus pabrik sabu dalam penjara," ujarnya lagi.
Menurut Vanny, Freddy paling pas berada di penjara Nusa Kambangan karena mendapatkan pengawasan langsung dari Kementerian Hukum dan HAM, di mana Vanny yakin bahwa Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana tidak akan memberikan fasilitas kepada Freddy.
Freddy Budiman merupakan tahanan Lembaga Pemasyarakatan Nusa Kambangan. Terpidana mati kasus ekstasi sebanyak 1,4 juta butir ini sebelumnya ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Cipinang.
Freddy dipindah ke Nusa Kambangan pada Juli lalu setelah Vanny mengungkapkan ada ruangan khusus di LP Narkotika Cipinang yang ia pakai berdua dengan Freddy untuk berhubungan intim dan mengkonsumsi narkoba.
Dan, pada awal Agustus, Direktorat Tindak Pidana Narkoba menggerebek pabrik sabu di LP Narkotika Cipinang tersebut. Pabrik sabu itu dibuat dan dikendalikan oleh Freddy. Freddy ditahan di tahanan Direktorat Tindak Pidana Narkoba sejak akhir Agustus lalu. Pada 30 Agustus, Freddy dihadirkan dalam pemusnahan barang bukti pada penggerebekan pabrik sabu tersebut.
Vanny Rossyane sendiri ditangkap anggota Direktorat Tindak Pidana Narkoba pada Senin, 16 September 2013, pukul 22.30. Vanny ditangkap di kamar 917 Hotel Mercure Jakarta kota, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, saat sedang mengkonsumsi sabu.
