Pekerja mulai mengerjakan proyek pembangunan Mass Rapid Transit di Dukuh Atas, Jakarta, (10/10). Proyek MRT tahap I sepanjang 15,7 km ini menelan biaya senilai USD1,5 milar atau sekitar Rp15 trilliun. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan Mass Rapid Transportation (MRT) di Terminal Lebak Bulus berdampak pada angkutan luar kota yang ada di terminal tersebut. Rencananya, angkutan luar kota akan direlokasi ke Terminal Kampung Rambutan, Pulogadung, dan Kalideres selama pembangunan salah satu proyek Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) ini.
"Untuk angkutan luar kota kami akan pindahkan ke Terminal Kampung Rambutan dan Pulogadung (timur) dan Terminal Kalideres (barat). Sedangkan untuk angkutan dalam kota masih tetap di terminal setempat," ujar Kabid Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Benhard Hutajulu, di Jakarta, Rabu, 6 November, 2013.
Ia meyakini kapasitas ketiga terminal itu--terminal penampung--sangat mencukupi jika armada yang tadinya berasal dari Terminal Lebak Bulus direlokasi ke sana. Namun, pihaknya belum memastikan berapa jumlah angkutan yang akan didistribusikan itu. "Kami masih mendatanya," ucapnya.
Kendati demikian, Benhard berujar kembali, pihaknya berupaya semaksimal mungkin untuk sosialisasi relokasi angkutan luar kota. "Ini masih rencana, sosialisasinya saja belum. Tapi kami pastikan akan dilakukan."
Relokasi angkutan luar kota ini, kata salah satu manajemen traffic, bertujuan untuk mengatasi kemacetan selama pembangunan MRT. Selain itu, pihaknya menyiapkan jalan alternatif yang layak untuk mengurai simpul-simpul kemacetan selama lima tahun proyek senilai 140 miliar yen ini.