TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Dinas Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, Ika Yuli Rahayu, menyatakan berhasil menjaring sekitar 700 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Jumlah itu diperoleh melalui razia selama Juni 2014. "Jumlah itu dari operasi kami pada Januari hingga pertengahan Juni 2014," ujar dia saat dihubungi, Ahad, 22 Juni 2014.
Ika mengatakan jumlah itu meningkat ketimbang razia yang dilakukan tahun lalu. Menurut dia, pada 2012 sebanyak 600 gelandangan dan pengemis berhasil terjaring selama periode yang sama sebelum Ramadan. Angka itu menunjukkan setidaknya 100 gelandangan dan pengemis berhasil tertangkap setiap bulan.
Menurut dia, Suku Dinas Sosial sudah menyiapkan 80 petugas khusus yang disiagakan untuk menjaring PMKS. Mereka akan ditempatkan di empat titik, yakni Tomang, Grogol, Cengkareng, dan Kalideres. "Karena kawasan itu biasanya paling rawan oleh kehadiran mereka," ujar dia.
Ika mengatakan PMKS masih marak karena masyarakat kerap memberikan uang kepada mereka. Ia berharap masyarakat tidak lagi memberikan uang kepada pengemis atau gelandangan tersebut. Soalnya, PMKS itu bukan orang yang dalam keadaan miskin dan perlu dibantu. "Kalau tidak ada yang memberi juga mereka akan menghilang sendiri," ujar Ika.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Barat Kadiman Sitinjak menyatakan akan menyiagakan 400 personel jelang Ramadan. Para personel itu sebagian akan ditempatkan di pintu-pintu masuk Jakarta yang berada di Jakarta Barat. "Kami akan perketat pengawasannya di Terminal Grogol dan Kalideres," ujar dia.
Menurut dia, keberadaan PMKS itu melanggar Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Bahkan, kata dia, PMKS yang kedapatan dua kali terjaring razia bakal dijerat dengan pasal pidana karena dianggap melakukan penipuan. "Karena sesuai dengan imbauan Pelaksana Tugas Gubernur Basuki Tjahaja Purnama seperti itu," kata dia.
DIMAS SIREGAR
Berita Terpopuler:
Jokowi Siapkan Pertanyaan Khusus untuk Prabowo
Kafe Bercorak Nazi di Bandung Kembali Dibuka
53 Seniman Bandung Gelar Karya Revolusi Mental
Timnas Senior Menang 4-0 Atas Timnas Pakistan
Tanpa Jokowi, Ahok: HUT DKI Bak Es Krim tanpa Roti
Berita terkait
Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta
10 Desember 2018
BMKG membuat perkiraan cuaca dimana hujan disertai petir dan angin kencang akan melanda Jakarta.
Baca SelengkapnyaKorban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara
7 Desember 2018
Operator crane ambruk menyewa sebuah rumah untuk ditempati keluarga Husin yang rumahnya rusak tertimpa crane.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor
5 Desember 2018
Pergub 127 yang diteken Gubernur Anies Baswedan diharapkan mampu mempercepat program pembebasan lahan yang selama ini tersendat.
Baca SelengkapnyaBos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi
23 Oktober 2018
Desain penataan Tanah Abang menjadi seperti kawasan SCBD Jakarta, masih digarap dan ditargetkan selesai tahun ini
Baca SelengkapnyaDKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi
22 Oktober 2018
Dinas LH menjelaskan tumpukan sampah karena truk di Jakarta Utara sedang perawatan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM).
Baca SelengkapnyaDinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun
22 Oktober 2018
ITF Sunter hanya mengelola 2.200 ton sampah per hari dan 10 % residu harus dibuang ke Bantargebang.
Baca SelengkapnyaKoalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah
16 Oktober 2018
Penghentian eksploitasi air tanah, kata Koalisi Masyarakat, bisa menekan penurunan permukaan tanah di Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaPemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah
16 Oktober 2018
DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.
Baca SelengkapnyaRekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah
1 Oktober 2018
Uji coba rekayasa lalu lintas dilakukan pada 8 Oktober hingga 23 Oktober nanti.
Baca SelengkapnyaSiap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir
13 September 2018
Balai Besar menjelaskan, wilayah yang berpotensi terendam banjir di Jakarta berada di daerah aliran sungai yang belum dinormalisasi.
Baca Selengkapnya