Jajan Usus Ayam dan Cilok, Satu Anak Tewas
Editor
Maria Rita Hasugian
Selasa, 24 Juni 2014 15:33 WIB
TEMPO.CO, Depok - Warga Jalan Jati, Gang Mushala Al Abrar, RT 3 RW 5 Kelurahan Sawangan Baru, Depok, Cholifa Adline Fahirah, 5 tahun, mengembuskan nafas terakhir setelah satu hari dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok, Selasa, 23 Juni 2014. Gadis kecil pasangan Satiri, 35 tahun, dan Mety, 30 tahun, itu menderita keracunan setelah mengkonsumsi jajanan sate usus ayam dan cilok bersama 15 temannya pada Sabtu pekan lalu.
"Semua korban keracunan ada 16 orang. Satunya meninggal tadi pagi dan 15 lainnya masih rawat jalan," kata Kepala Kepolisian Resok Kota Depok Komisaris Besar Ahmad Subarkah kepada Tempo, Selasa, 23 Juni 2014.
Ahmad mengatakan Cholifa mengalami keracunan paling parah dari temannya yang lain. Awalnya, semua yang keracunan telah dibawa oleh orang tuanya masing-masing ke RSUD Depok, Sawangan, pada hari Minggu, sehari setelah mereka mengkonsumsi jajanan beracun itu. Kelima belas teman Cholifah tidak terlalu parah sehingga dilakukan rawat jalan. Sedangkan kondisi Cholifah memburuk sehingga ia dilarikan ke RS Mitra Keluarga. "Tadi malam dibawa ke RS Mitra dan meninggal tadi padi sekitar jam 09.30," kata Ahmad.
Lima belas anak yang keracunan adalah Adin (5), Robi (4), Ikbal (5), Mona (5), Ardi (5), Eni (5), Ahmad (6), Alfa (7), Faris (5), Hafis (5), Alamsyah (5), Aruna (5), Romli (5), Nana (5), dan Wendy (5). Semunya merupakan warga Jalan Jati, Gang Mushala Al Abrar, Kelurahan Sawangan Baru, Sawangan, Depok.
Ahmad mengatakan Polsek Sawangan juga baru mendapatkan laporan dari orang tua korban pada Senin malam, 22 Juni 2014. Petugas, kata dia, langsung bertindak cepat dengan melakukan penahanan terhadap tersangka yang bernama Isak, 50 tahun, warga RT 4. "Tadi malam langsung ditangkap," kata dia.
Saat ini, menurut Ahmad, petugas masih mendalami kasus itu dengan meminta keterangan saksi dan pelaku. Dirinya belum bisa memastikan soal pasal yang dikenakan kepada pelaku karena hasil penyelidikannya belum selesai. "Mungkin kelalaian," katanya. Mereka juga masih menunggu hasil diagnosis terhadap jajanan yang dijual pelaku. "Kami masih mencari apa penyebab kematian, apakah karena cilok atau sate usus. Soalnya keluarga korban juga tak mau Cholifah diotopsi," katanya.
Petugas keamanan RS Mitra Keluarga, Bobi, membenarkan kematian Cholifah tadi pagi. Menurut dia, anak itu meninggal karena keracunan akut yang dideritanya. "Tadi pagi keluarga langsung membawa jenazah untuk dikuburkan," katanya.
Orang tua kandung Cholifa, Satiri, 35 tahun, yang ditemui di rumah duka menceritakan kematian anak semata wayangnya itu berawal saat ada acara pengajian di sekolah PAUD tak jauh dari rumahnya. Masyarakat sekitar memang sudah biasa menggelar pengajian untuk menyambut Ramadan. "Saat itulah Isak datang membawa jajanannya," katanya.
Melihat jajanan itu, 16 bocah itu langsung berkerumun membeli jajanan. Cholifa sendiri, kata Satiri, saat itu hanya membeli sate usus seharga Rp 1.000. Setelah pulang dari pengajian, Cholifa merasa mual dan muntah. Setelah itu dia dibawa ke klinik, tapi klinik menyatakan harus dirujuk ke rumah sakit. Pada Minggu pagi, 20 Juni 2014, para korban dibawa ke RSUD Depok. "Ternyata bukan anak saya sendiri, teman-temannya juga mual dan periksa ke RSUD," katanya.
Dokter di RSUD mengatakan bahwa Cholifa mengalami keracunan yang cukup parah. Dokter menyarankan agar dia dirujuk ke rumah sakit yang memiliki peralatan lengkap. Namun, karena tidak memiliki biaya, Satiri membawa lagi anaknya ke klinik. Keesokan harinya, keadaan Cholifa semakin memburuk sehingga keluarga membawanya di RS Mitra Keluarga. Akhirnya Cholifah meninggal. "Saya minta polisi mengusutnya, soalnya saya enggak tahu usus itu bagaimana," katanya.
Cholifa dikuburkan di TPU sekitar tempat tinggalnya sekitar pukul 12.30 WIB. Satiri ikhlas melepas anaknya pergi.
ILHAM TIRTA
Berita lainnya:
Pembangunan MRT Dongkrak Harga Properti Jakarta
Pabrik Obat Tramadol Palsu Digerebek Polisi
Diperiksa Polisi, 3 Guru JIS Yakin Tak Salah