TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Rustam Effendy mengatakan pihaknya tengah menggodok sistem yang akan diterapkan untuk membangun stasiun pengisian bahan bakar gas. Dua lokasi, yakni Perintis Kemerdekaan dan Rawa Buaya, rencananya akan dibangun stasiun pengisian bahan bakar gas. "Kita programkan sekarang ini untuk mencari partner membangun dua stasiun dulu," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (8/6). Menurutnya, sistem jaringan pipa yang dimiliki Pertamina untuk menyalurkan gas yang menjadi bahan bakar tersebut tidak bisa langsung untuk mengisi tabung gas bahan bakar kendaraan. Dengan pipa milik Pertamina yang bertekanan 7 bar, butuh satu jam untuk mengisi penuh tabung kendaraan kijang. Sementara yang dibutuhkan untuk pengisian bahan bakar gas membutuhkan pipa yang mampu menyalurkan gas bertekanan 240 bar untuk mengisi penuh tabung gas kendaraan ukuran Kijang dalam waktu lima menit. Menghadapi kendala itu, papar Effendy, pihaknya tengah mengembangkan sistem pengisian yang nantinya akan ditawarkan pada pihak ketiga untuk pembangunannya. "Tidak mungkin mengganti seluruh sistem pipa (Pertamina)," katanya. Sistem pengisian itu menggunakan sistem pengisian on-line dengan menggunakan micro box. Unit tersebut menampung gas dari pipa Pertamina ke dalam satu storage sambil dimampatkan hingga tekanannya mencapai 250 bar. Selanjutnya, baru disalurkan pada tangki gas kendaraan. Ia menargetkan, stasiun pengisian gas itu rampung tahun 2006 sehingga pada tahun selanjutnya sistem pengisian itu bisa dipakai untuk mengisi gas bahan bakar yang dipakai untuk kendaraan umum dan kendaraan milik pemerintah daerah. Menurutnya, banyak pihak yang berkeinginan untuk membangun stasiun pengisian tersebut. Tapi, keputusan untuk memilih investornya bergantung pada kebijakan Pemda DKI Jakarta. Untuk membuat satu unit micro box tersebut, menurut Effendy, dibutuhkan dana sebesar Rp 17 milar. ahmad fikri