Satuan kepolisian melempar pelampung saat melakukan penyelamatan warga yang terbawa arus kali ciliwung di Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa, 13 Januari 2015. Aksi tersebut dalam rangka simulasi penanganan banjir ibukota yang di gelar oleh Polda Metro Jaya. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Unggung Cahyono menggelar simulasi banjir di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Simulasi ini dilakukan oleh 3.810 personel dari Polres Jakarta Timur, Polres Jakarta Utara, dan Polres Jakarta Pusat.
"Kami laksanakan gladi lapangan prabencana untuk menghadapi bencana banjir," kata Inspektur Jenderal Unggung Cahyono, Kepala Polda Metro Jaya, di kawasan Kampung Pulo, Selasa, 13 Januari 2015. Ia menyampaikan ada beberapa hal yang harus jadi perhatian dalam penanganan banjir, yakni kecepatan sampai ke lokasi, penyelamatan manusia, evakuasi manusia dan barang, serta penjagaan lokasi banjir.
Unggung menjelaskan terdapat 51 titik banjir yang ada di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Sedangkan wilayah Kampung Pulo merupakan titik yang paling parah menghadapi banjir. "Tiap banjir, Kampung Pulo terdampak paling dulu, jadi kami coba latihan untuk antisipasi," kata Unggung. Simulasi di Kampung Pulo melibatkan 300 personel dari total kekuatan.
Unggung menambahkan, banjir Jakarta terdiri atas tiga penyebab, di antaranya akibat hujan lebat di Bogor, rob di Jakarta Utara, dan curah hujan yang memang tinggi. Ia meyakinkan personel kepolisian harus sudah berada di lokasi ketika kewaspadaan banjir pada level siaga 1.
Simulasi banjir Kampung Pulo turut dihadiri oleh Kapolres Jakarta Utara Komisaris Besar M. Iqbal, Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar Hendro Pandowo, Kapolres Jakarta Timur Komisaris Besar Priyo Widyanto, dan Camat Jatinegara Syofian. (Baca: 13 Posko Disiapkan Antisipasi Banjir Kampung Pulo)
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
56 hari lalu
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.