TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menyayangkan beredarnya buku Saatnya Aku Belajar Pacaran yang ditulis oleh Toge Aprilianto. Menurut dia, buku itu justru tak mengajarkan anak dan remaja untuk menghargai dan menjaga alat reproduksinya.
"Jangan sampai ada lagi buku yang tidak mendidik, menyesatkan pula," kata Retno saat dihubungi, Kamis, 5 Februari 2015. "Sayang sekali buku seperti itu bisa lolos ke pasaran."
Hal yang menjadi kontroversi dalam buku itu terdapat pada bab yang berjudul "Pacar Ngajak ML". Penggalan kalimatnya: "Sebetulnya wajar kok kalo pacar kamu ngajak kamu ML. Wajar juga kalo kamu ngajak pacarmu ML. Hal itu kan alamiah-naluriah."
Retno berujar, membiarkan buku tersebut beredar berarti memberi jalan bagi penulis lain untuk menghasilkan karya serupa. Terlebih, hadirnya tulisan menyesatkan dalam buku bacaan anak dan remaja bukan baru sekali terjadi. Lolosnya buku itu harus menjadi cambuk bagi pemerintah untuk memperketat regulasi peredaran buku.
Retno mengatakan beredarnya buku tersebut diperparah dengan dibubarkannya Dewan Buku Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada awal Desember 2014 lalu. Kini tinggal Pusat Perbukuan yang mengawasi buku pelajaran yang digunakan di sekolah. Kedua lembaga tersebut sejatinya bertugas mengontrol dan mengevaluasi buku-buku yang beredar. Retno menambahkan, Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar-Menengah yang menerima limpahan tugas Dewan Buku harus menarik buku tersebut.