Djarot: Sampah Jadi Ajang Bisnis dan Korupsi  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Rabu, 25 Februari 2015 05:29 WIB

Sejumlah pemulung berebut sampah layak jual di tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, (16/06). Pembahasan mengenai perpanjangan izin penggunaan lahan TPA yang berakhir 3 Juli nanti masih berlarut-larut. Foto: TEMPO/Haml

TEMPO.CO , Jakarta -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa penanganan sampah di Ibu Kota menjadi ajang bisnis dan praktek korupsi. Sebab, sampah merupakan bisnis gurih bagi sebagian orang.

"Sampah itu musibah bagi sebagian orang, sementara bagi lainnya adalah komoditas ekonomi. Mulai dari penyedia jasa angkutan, pengolahan, sehingga sampah jadi ajang bisnis korupsi. Apalagi di kota besar," kata Djarot di Balai Kota, Selasa, 24 Februari 2015.

Karena dijadikan ajang bisnis dan korupsi, walhasil persoalan sampah pun tak kunjung kelar. Padahal setiap tahun, DKI menggelontorkan uang yang tak sedikit untuk menangani persoalan sampah. "Sampah tak tertangani, karena problemnya dimanfaatkan pemain," ucap dia.

Tempat pembuangan sampah Bantargebang, Bekasi, juga menjadi persoalan. Pemerintah, ujar dia, harus membuang sampah ke lahan miliknya tapi harus bayar. Kontrak kerja sama dengan PT Godang Tua Jaya selaku pengelola Bantargebang berlangsung hingga 2023 nanti. "Kami belum mengevaluasi kontrak secara menyeluruh seperti apa," kata Djarot.

Tahun ini, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 336 miliar untuk jasa pengelolaan sampah. Selain itu, DKI juga menggelontorkan dana Rp 4,48 miliar untuk jasa penimbangan sampah. Pemerintah pun membayar jasa pengawasan terhadap pengelolaan sampah sebesar Rp 1,1 miliar. Jika ditotal duit yang dikeluarkan DKI untuk Bantargebang sekitar Rp 340 miliar setahun.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi mengatakan, pemerintah DKI harus bijak melihat persoalan Bantargebang. "Pemerintah jangan merampas hak orang. Begitu juga dengan pengusaha jangan akal-akaln," ucap dia.

Pengusaha, ujar dia, mesti berbisnis yang jujur. Prasetyo mengatakan, jangan sampai karena DKI kekurangan truk, pengusaha memanfaatkan kelemahan itu. "Biar dapat timbangan banyak dia angkut sekali tapi muter-muter saja terus di situ," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.

Ia menambahkan, jika pemerintah memutus kontrak kerja sama dengan PT Godang Tua Jaya, tak akan menyelesaikan persoalan sampah. "Sampah tidak akan berkurang," ucap dia. Sebab, problemnya ada di kekurangan truk sampah. "Ini yang harus diselesaikan."

ERWAN HERMAWAN

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

17 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

30 hari lalu

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?

Baca Selengkapnya

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

36 hari lalu

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

70 tahun lalu Kongres I GMNI diadakan di Surabaya pada 23 Maret 1954. Megawati, Siswono Yudo Husodo hingga Ganjar Pranowo lahir dari GMNI.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

53 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

Top 3 Metro: Laporan Dana Kampanye, Camat di Bekasi Bloon Bila Mau Pamer Jersey 02 Karena Motif Politik

15 Januari 2024

Top 3 Metro: Laporan Dana Kampanye, Camat di Bekasi Bloon Bila Mau Pamer Jersey 02 Karena Motif Politik

Tiga berita Top 3 Metro tentang laporan awal dana kampanye di DKI Jakarta hingga sejumlah kasus tagihan pelanggan PLN.

Baca Selengkapnya

Caleg DPD Sylviana Murni dan Istri Djarot Saiful Hidayat, Pemilik Dana Kampanye Terbesar di Dapil DKI

14 Januari 2024

Caleg DPD Sylviana Murni dan Istri Djarot Saiful Hidayat, Pemilik Dana Kampanye Terbesar di Dapil DKI

Anggota DPD dari DKI Jakarta, Sylviana Murni dan istri dari mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Happy Djarot jadi pemilik dana kampanye terbesar.

Baca Selengkapnya

Sampah Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024 Mencapai 130 Ton, Tertinggi Sejak Pandemi

1 Januari 2024

Sampah Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024 Mencapai 130 Ton, Tertinggi Sejak Pandemi

Jumlah sampah malam tahun baru 2024 ini adalah yang terbanyak sejak DKI Jakarta melewati masa pandemi.

Baca Selengkapnya

RDF Rorotan Senilai Rp 1,3 Triliun Bakal Dibangun Awal Maret 2024, Olah Sampah Jakarta

20 November 2023

RDF Rorotan Senilai Rp 1,3 Triliun Bakal Dibangun Awal Maret 2024, Olah Sampah Jakarta

Proyek RDF Rorotan akan dibangun di atas lahan seluas 7,8 hektar.

Baca Selengkapnya

PDIP Sebut Prabowo-Gibran Neo-Orba, Gerindra: Kalau Positif, Mungkin Saja

5 November 2023

PDIP Sebut Prabowo-Gibran Neo-Orba, Gerindra: Kalau Positif, Mungkin Saja

Ihwal tudingan Prabowo-Gibran adalah pasangan Neo-Orba, Habiburokhman Gerindra mengatakan memiliki sikap politik untuk menolak kampanye negatif.

Baca Selengkapnya