Geliat Bisnis Pakaian Awul-awul di Pasar Senen  

Reporter

Sabtu, 28 Februari 2015 02:59 WIB

Sejumlah pedagang Blok III Pasar Senen berjualan di badan jalan di sekitar Pasar Senen, Jakarta, Senin (28/4). TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO , Jakarta: Caning, 47 tahun, terlihat cekatan menyortir pakaian awul-awul--sebutan pakaian bekas yang cara membelinya harus diacak-acak dari tumpukan. Satu per satu pakaian dia comot dari karung putih dan dibebernya dengan kedua tangan. Pakaian yang dianggap layak jual dilemparkan ke sisi kanan, sedangkan yang berlubang dan tak layak dia lempar ke sisi kiri.

Sesekali, anak buah Caning beranjak dari kursi plastik untuk melayani pelanggan yang datang. Sedangkan, keryawan lainnya setia membantu dia untuk menggantung pakaian yang dianggap Caning layak dijual. "Hari ini termasuk sepi," kata pedagang pakaian awul-awul di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis, 26 Februari 2015.

Caning menyebut bila hari biasa, dia mampu meraup pendapatan sekitar Rp 800 ribu-Rp 1 juta saban harinya dari jualan pakaian bekas. Nilai itu bisa meningkat hingga Rp 2-3 juta saat akhir pekan. "Pegawai banyak yang libur, jadi mereka pakai waktu untuk belanja," ujarnya.

Caning ialah salah satu pedagang yang kiosnya dilalap api saat kebakaran menghanguskan Pasar Senen setahun lalu. Dia terpaksa berjualan di trotoar jalan sebelum Stasiun Pasar Senen. Tiga bulan, dia menggelar lapaknya di pinggir jalan. Ternyata, lokasi itu malah melipatgandakan pendapatan Caning hingga Rp 1,5 juta tiap hari, karena banyak calon pembeli yang sedang melintas berhenti untuk menawar pakaian bekas dagangannya. "Tapi sejak sebulan lalu diminta masuk pasar lagi, karena bikin macet," kata pria yang sudah 20 tahun bergelut dengan bisnis pakaian bekas ini.

Yulius Effendi, 38 tahun, punya cerita berbeda. Pedagang pakaian awul-awul asal Padang ini mengklaim bursa baju bekas tak akan padam. Sebab, kata dia, ada segmen penggemar pakaian bekas dari masyarakat kelas menengah ke bawah. "Harganya selisih jauh sama pakaian baru," dia menjelaskan. Yulius mengklaim bisa mengantongi keuntungan Rp 1,2 juta per hari dari bisnis ini.

Dia mencontohkan baju bekas anak-anak di Pasar Senen bisa dibawa pulang dengan harga Rp 30 ribu sepasang. Sementara, bila membeli baru, harga baju anak-anak bisa mencapai Rp 100 ribu sepasang. Sama dengan kemeja pria yang di lapaknya bisa membawa pulang tiga potong kemeja dengan modal Rp 100 ribu. "Murah meriah pokoknya," kata dia sambil tertawa.

Di balik bisnis yang menjanjikan itu, ternyata Yulius menyimpan kekhawatiran. Sumber kecemasan itu ialah renovasi pasar pasca-kebakaran yang hampir rampung. Artinya, Yulius harus meninggalkan lapak sementara yang digelar di lantai dasar dan berpindah ke lantai 3 Pasar Senen. "Kalau dapat di lantai atas biasanya agak sepi karena pembeli malas naik ke atas," kata dia.

RAYMUNDUS RIKANG

Berita terkait

Sempat Anjlok, Evakuasi Commuter Line Kampung Bandan-Cikarang Selesai

16 hari lalu

Sempat Anjlok, Evakuasi Commuter Line Kampung Bandan-Cikarang Selesai

Proses evakuasi rangkaian Commuter Line No.5508 relasi Kampung Bandan-Cikarang via Pasar Senen telah selesai pada pukul 10.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

28 hari lalu

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

Satpol PP Kota Yogyakarta mendirikan Posko Jogoboro untuk pengawasan aktivitas libur Lebaran khusus di kawasan Malioboro mulai 8 hingga 15 April 2024

Baca Selengkapnya

Penukaran Uang Keliling Hari Ini di Pasar Senen hingga Pasar Kramat Jati

36 hari lalu

Penukaran Uang Keliling Hari Ini di Pasar Senen hingga Pasar Kramat Jati

Bank Indonesia membuka layanan kas keliling penukaran uang baru di empat titik Jabodebek.

Baca Selengkapnya

PT KAI Buka 24 Kereta Api Tambahan untuk Mudik Lebaran Idul Fitri

51 hari lalu

PT KAI Buka 24 Kereta Api Tambahan untuk Mudik Lebaran Idul Fitri

PT Kereta Api Indonesia (KAI) membuka pemesanan tiket kereta api tambahan Lebaran Idul Fitri tahap kedua sebanyak 24 kereta.

Baca Selengkapnya

Cara Penjual Kaos dan Bendera Partai Membedakan Caleg Baru dari yang Lama

21 Januari 2024

Cara Penjual Kaos dan Bendera Partai Membedakan Caleg Baru dari yang Lama

Penjual atribut kampanye di Pasar Senen, Blok III, Jakarta Pusat, mengenali perbedaan antara calon legislatif (caleg) lama dan baru.

Baca Selengkapnya

Omzet Penjual Atribut Kampanye di Pasar Senen Turun, Kritik KPU Masa Kampanye Terlalu Singkat

20 Januari 2024

Omzet Penjual Atribut Kampanye di Pasar Senen Turun, Kritik KPU Masa Kampanye Terlalu Singkat

Penjual atribut kampanye di Pasar Senen Blok III, Jakarta Pusat mengeluhkan jadwal masa kampanye yang terlalu singkat

Baca Selengkapnya

Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

20 Januari 2024

Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

Mereka berharap bisa beraudiensi dengan jajaran Pemkot Solo dan komunitas pecinta anjing untuk mendapatkan solusi tersebut.

Baca Selengkapnya

Omzet Penjual Atribut Kampanye di Pasar Senen Turun 50 Persen

20 Januari 2024

Omzet Penjual Atribut Kampanye di Pasar Senen Turun 50 Persen

Sejumlah pedagang atribut kampanye di Pasar Senen Blok III, Jakarta Pusat mengakui omzet pendapatannya menurun di masa kampanye Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

30 November 2023

Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

Semarak dan keseruan Piala Dunia U-17 2023 telah berlalu di Jakarta International Stadium (JIS).

Baca Selengkapnya

Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

16 November 2023

Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

Saat diperhatikan, warung-warung yang menjual pecel lele biasanya menggunakan spanduk dengan motif yang seragam. Bagaimana asal-usulnya?

Baca Selengkapnya